Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, pertama, bus-bus baru tersebut akan ditugaskan di seluruh koridor transjakarta, terutama jalur sibuk. Misalnya Koridor II Pulogadung-Harmoni, Koridor III Kalideres-Pasar Baru, Koridor IX Pluit-Pinang Ranti, koridor I Blok M-Kota dan jalur ekspres penumpang yakni Pulogadung-Sudirman.
"Sedangkan bus sedang, juga akan kita integrasikan di jalur bus transjakarta. Namanya Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB)," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2014) kemarin.
Khusus untuk bus sedang, lanjut Syafrin, akan dioperasikan di rute-rute yang tidak dipakai operator, namun terdapat banyak penumpang. Salah satu contohnya adalah rute Puri Kembangan-Grogol, Tanah Abang-Monas serta kawasan SCBD-Senayan.
Tak hanya itu, bus juga akan menjangkau kawasan pemukiman baru, misalnya apartemen Kalibata City, Rusun Marunda dan lain. Bus-bus baru tersebut tidak boleh dimiliki atau dibeli oleh pihak swasta. Bus-bus tersebut akan dikelola sepenuhnya oleh BUMD PT Transjakarta.
Mengapa demikian? Syafrin mengatakan, hal ini demi merangsang swasta untuk memperbaiki manajemen serta jumlah armada agar mampu bersaing sehat dengan pemerintah.
"Kelemahan operator transportasi di kita ini mereka enggan mau jadi pionir. Makanya kita (Pemprov DKI) yang jadi pionir dengan mengadakan bus. Hal itu mendorong mereka ikut," ujar Syafrin.
Saat ini saja, lanjut syafrin, dari lima operator bus sedang, dua di antaranya telah berkomitmen merevitalisasi manajemen serta armadanya, yakni Kopaja dan Kopami. Sedangkan untuk operator bus besar, operator yang telah berkomitmen merevitalisasi adalah Mayasari Bhakti, Sinar Jaya, Bianglala serta Hiba Utama.
Syafrin menjelaskan jika operator merevitalisasi manajemen dan armadanya, bus-bus itu akan menggunakan jalur transjakarta. Alhasil, Syafrin yakin pendapatan operator tersebut turut naik.
"Kalau pakai sistem transjakarta, dia pakai jalur, selter, enggak perlu nyetor apa-apa ke transjakarta. Di satu sisi, penumpang yang naik bus itu kan bayarnya lebih mahal dari transjakarta. Nah pasti mereka ini mendapatkan keuntungan lebih," ujar Syafrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.