JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga korban banjir, Sarbini (60), tak mau dievakuasi dari rumahnya meskipun tubuhnya tak berdaya karena stroke. Dia ingin tetap tinggal di rumah walaupun puluhan warga sudah membujuknya.
Sarbini adalah salah satu warga Kampung Pulobesar III, RT 9 RW 11, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Akses menuju kampung itu sudah terputus sejak Senin (13/1/2014) pagi, sekitar pukul 05.30.
Kini akses jalan satu-satunya hanya melalui kebun kosong. Jalannya becek dan tak bisa dilalui mobil ataupun motor.
Warga tadinya ingin mengevakuasi Sarbini agar tidur di lokasi yang tak terisolasi atau dipindah ke rumah saudaranya di luar kampung itu agar mudah dilarikan ke rumah sakit apabila penyakit Sarbini mendadak kambuh.
Sarbini sudah tak jelas bicaranya dan sudah tak bisa jalan. Ia cuma bisa berteriak-teriak. Saking parahnya penyakit Sarbini, setiap minggu Sarbini mesti dua kali ke dokter. Pertama untuk check up dan satu lagi untuk terapi.
Sudah berkali-kali warga membujuk Sarbini agar mau dievakuasi, tetapi dia ngotot tak mau.
Sampai semalam, sejumlah orang masih memaksa Sarbini untuk pindah, tetapi ia tetap tak mau.
"Orangtua stroke ini harus pindah. Soalnya kalau hujan terus begini, lalu air naik, akan lebih sulit membawanya," kata Yasin Aji Saleh (45), salah satu warga.
Hal itu, kata Yasin, lantaran apabila banjir kampung itu bisa terendam sampai 1,5 meter.
"Kan repot mengevakuasinya kalau nanti tiba-tiba air naik sampai segitu. Makanya harus dibawa dari sekarang. Soalnya jalan keluar dari sini saja sekarang sulit," Yasin.
Kekhawatiran Yasin beralasan. Hujan deras terus turun sampai semalam. Sesekali berhenti, tetapi berkali-kali pula hujan turun kembali. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.