KOMPAS.com - BANJIR tak pernah membuat Jumadi (45) berniat kembali ke Serang, apalagi ke kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah. Bahkan, sejak pertama kali rumah petaknya direndam banjir pada 2002, Jumadi justru mengajak istrinya, Ida, tinggal di bilangan Wijaya Kusuma, Grogol, Jakarta Barat.
Jumadi berhitung, dengan upahnya sebagai pekerja pabrik sendok kala itu tak akan mampu mencukupi hidup keluarganya jika harus tinggal terpisah beda kota.
Jumadi mengisahkan, tahun itu banjir belum separah saat ini. ”Paling-paling air Kali Angke saja yang tambah tinggi,” kata Jumadi.
Namun, sejak banyak perumahan dan apartemen dibangun di sekitar Kelurahan Wijaya Kusuma, setiap kali hujan deras, banjir bertandang.
Setiap lima tahun sekali, rumah petak Jumadi, yang juga dijadikan warung, tergenang banjir hingga 1 meter. Tahun ini, seperti biasa, rumah yang ia tempati bersama Ida dan seorang anak mereka kembali tergenang. Air limpasan rob dan Kali Angke menggenangi rumah hingga sedalam 30 sentimeter.
Menghadapi banjir, Jumadi telah menyiapkan...(selengkapnya baca Harian Kompas edisi Senin 20 Januari 2014)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.