Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sodetan Ciliwung-Cisadane Tidak Sebabkan Banjir di Tangerang

Kompas.com - 20/01/2014, 16:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Mohammad Hasan mengatakan, pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane tidak menyebabkan banjir di Tangerang. Ia yakin sungai tersebut masih mampu menampung sebagian air Sungai Ciliwung.

Hasan mengatakan, kapasitas maksimal debit air Sungai Cisadane sebesar 1.900 meter kubik per detik. Dalam kondisi banjir maksimal, level debit air 1.150 meter kubik per detik. Adapun saat kondisi normal, debit air di sungai itu hanya 50- 200 meter kubik per detik.

"Dalam rancangan awal, debit air yang mau disodet adalah 600 meter kubik per detik. Tapi karena kita khawatir banjir, maka di rapat tadi kita turunkan menjadi 200 meter kubik per detik," kata Hasan seusai rapat koordinasi, Senin (20/1/2014) siang.

Menurut Hasan, debit air Cisadane dalam kondisi maksimal sebesar 1.350 meter kubik per detik. Level itu jauh dari kapasitas maksimalnya. Ia mengatakan, selain kapasitas sungai masih dapat menampung debit air, sodetan akan dibangun di bawah tanah, seperti sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur. Di pintu masuk dan keluar sodetan tersebut juga akan dilengkapi pintu air. Ketika kapasitas Cisadane telah di ambang batas, pintu air dapat ditutup dan air diteruskan ke Sungai Ciliwung.

Untuk membangun sodetan sepanjang kurang lebih 1,2 kilometer ini, Kementerian PU akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan pemerintah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Kedua pemerintah daerah tersebut tidak datang dalam rapat koordinasi siang tadi. Gubernur DKI Jakarta Joko berharap pemerintah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang menyetujui proyek tersebut.

Sodetan Ciliwung-Cisadane telah direncanakan sejak tahun 2000. Namun, sodetan itu ditolak warga Tangerang. Alasannya, warga takut sodetan itu akan berakibat banjir di wilayahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com