"Tiba-tiba saya didatangi sambil marah-marah oleh satpam bernama Harold P," kata Bambang Jatmiko, penumpang tersebut, Jumat. "Dia terus saja membentak-bentak saya, 'Kenapa kamu lihat-lihat?'," tutur dia.
Insiden terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, saat Bambang hendak berangkat dari stasiun itu menuju tempat kerjanya di kawasan Jakarta Pusat. Tiket sudah di tangan, dia sudah melintasi gerbang stasiun, dan sedang bersiap menyeberangi rel menuju peron tempat keretanya akan melintas.
Menurut Bambang, posisi Harold sebelumnya adalah berdiri di dekat gerbang masuk yang sudah dia lewati. Saat bersiap menyeberang, jarak Bambang dan Harold sekitar lima meter.
"Saya bantah dia (bahwa saya melihat-lihat ke arahnya), saya tanya apa salah saya, dia tetap ngomel dan marah-marah, bahkan mengancam akan memukuli saya," tutur Bambang.
Bahkan, ketika Bambang terus menanyakan apa duduk persoalan sebenarnya, Harold malah merengut kerah jaket Bambang dan menyeretnya ke pos keamanan stasiun. Di dalam pos, ujar Bambang, Harold semakin menjadi-jadi.
Di dalam pos tersebut, ada banyak satpam lain. Satu dua di antara mereka sempat membantu Harold. Namun, mendengar jawaban Bambang, mereka kemudian terdiam, tetapi juga tak menghentikan polah Harold.
Sementara itu, Harold terus mengancam dan menyalahkan Bambang. "Bahkan, ancamannya bertambah. "Kami bisa mengeroyok kamu bersama teman-teman saya," tutur Bambang.
Kemarahan Harold baru bisa dihentikan setelah seorang marinir yang sejak awal kejadian melihat rentetan peristiwa itu datang melerai. Setelah menanyai Bambang dan yakin tak ada persoalan, marinir itu menarik Bambang untuk segera meninggalkan pos satpam untuk segera menaiki kereta yang sudah datang juga.
"Saya sempat hendak lapor ke komandan satpam, bahkan polisi. Tapi, jam kerja saya sudah mepet, belum jadi lapor," imbuh Bambang. Dia mengatakan, satpam lain baru ikut melerai setelah anggota marinir tersebut campur tangan "menyelamatkan" Bambang.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari Juru Bicara PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunnisa. Pesan yang dikirimkan belum dijawab dan telepon belum diangkat.