Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Swalayan, Giliran Warung Dirampok

Kompas.com - 09/02/2014, 11:10 WIB

KOMPAS.com - Setelah minimarket, kini giliran warung yang diincar kawanan perampok. Sepanjang hari Sabtu (8/2/2014) terjadi dua perampokan di warung pinggir jalan di Tangerang dan Jakarta Barat.

Kedua warung itu disatroni kawanan perampok bersenjata. Pemilik warung disekap dan dianiaya. Uang tunai dan harta benda pemilik warung pun dirampas.

Sekitar pukul 01.00, perampokan pertama terjadi di warung kelontong milik pasangan suami-istri Nurcahyo (30) dan Nunung (24) di Kampung Lio Bodeman, Desa Mauk Barat, Kabupaten Tangerang, Banten. Saat itu, suami-istri tersebut sedang tidur bersama anak mereka yang masih berusia 3 tahun.

”Tiba-tiba saya dengar suara pintu didobrak. Belum juga sempat bangun dari kasur, perampok sudah berdiri di depan pintu kamar kami,” kata Nunung.

Nunung mengaku, ada tiga perampok yang masuk ke dalam rumahnya. Salah seorang pelaku kemudian menodongkan pistol dan dua pelaku lain mengikat tangan dan kaki Nunung serta suami dan anaknya. ”Mulut kami juga diplakban,” kata Nunung.

Tak menunggu lama, kawanan perampok itu mengobrak-abrik lemari pakaian Nunung dan merampas uang dan perhiasan yang disimpan di dalamnya. Total uang yang dirampas Rp 10 juta. Perampok juga menyikat perhiasan emas seberat 20 gram atau senilai Rp 10 juta.

Tak hanya itu, kawanan perampok juga merampas sepeda motor yang sehari-hari digunakan Nurcahyo untuk berdagang tempe. Lebih dari 20 kotak rokok senilai Rp 500.000 pun dirampas dari warung tempat Nunung berjualan.

Menurut Nunung, sebagai pedagang, dia dan suaminya memang selalu menyimpan uang kontan. Uang itu digunakan untuk modal dan transaksi.

Cedera

Menjelang subuh, warung jamu di Kampung Bugis, Kembangan, Jakarta Barat, didatangi kawanan perampok. Pemilik warung, Dasril Bakri (43), dianiaya hingga cedera parah di bagian leher, kepala, dan dada.

Informasi yang dihimpun kepolisian, dompet dan telepon seluler milik Dasril dirampas kawanan perampok itu. Di dompet itu tersimpan uang Rp 200.000. Adapun pesawat telepon seluler yang disikat perampok berjenis CDMA.

Perampokan itu terungkap setelah adik Dasril, Ericson (37), datang ke warung Dasril untuk berbelanja ke pasar. Di warung itu, Ericson menemukan kakaknya telah tertelungkup di lantai dan bersimbah darah.

Kepala Kepolisian Sektor Kembangan Komisaris Heru Agus mengatakan, penyidik sedang memeriksa kasus ini untuk menangkap para pelaku.

Menurut dugaan yang berkembang di masyarakat, pelaku perampokan seperti lazimnya cenderung mengincar uang tunai. Selama ini, aksi perampokan kerap mengincar toko-toko swalayan atau minimarket. Para pelaku yang menggunakan penutup kepala dan topeng langsung mendatangi kasir dan laci tempat penyimpanan uang.

Setelah toko-toko tersebut dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV) yang dapat memantau gerak-gerik siapa saja dari pelataran parkir hingga ruang belanja, diduga kuat nyali pelaku perampokan menjadi ciut. Apalagi, sejumlah kasus terungkap dan pelaku pun ditangkap polisi berdasarkan rekaman kamera pengawas tersebut.

Kini, giliran warung-warung pinggir jalan yang notabene milik pengusaha kecil menjadi incaran perampok. Sejumlah pihak menyarankan pemilik warung tidak menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di kas warung. Akan lebih baik jika uang tunai tersebut segera disetorkan ke bank melalui fasilitas setor tunai di anjungan tunai mandiri (ATM). Fasilitas seperti ini bisa dijumpai di sejumlah tempat, terutama di gerai ATM yang bergandengan dengan kantor bank. (RTS/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com