Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Konsultasi Bedah Plastik dari Korsel Ditangkap Imigrasi

Kompas.com - 10/02/2014, 13:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Petugas Imigrasi Jakarta Selatan menangkap Kim Byung-gun, dokter konsultasi bedah plastik asal Korea Selatan. Dia diduga melakukan praktik konsultasi bedah plastik tanpa izin di wilayah Gandaria, Jakarta Selatan, sejak 2013.

Kepala Bidang Penindakan Imigrasi Kelas Khusus Jakarta Selatan Bambang Permadi mengatakan, pelayanan konsultasi medis yang dilakukan oleh Kim di Jakarta tidak melalui rekomendasi Kementerian Kesehatan dan Kementerian Tenaga Kerja. Kim juga hanya memiliki visa on arrival, yaitu visa yang tidak diperuntukkan untuk bekerja.

"Yang bersangkutan melakukan kegiatan pelayanan medis tanpa izin di salah satu klinik yang disamarkan," kata Bambang, dalam jumpa pers di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2014).

Kejanggalan merujuk pada bangunan yang dijadikan tempat praktik oleh Kim. Bangunan tersebut hanya memasang plang tanpa keterangan yang menjelaskan usaha praktik kedokteran, sebagaimana lokasi pelayanan medis umumnya. Di plang tersebut tertera nomor telepon dan rumah sakit bedah plastik (RSBK) asal kota Gangnam, Seoul, Korea Selatan.

"Kenapa bilang terselubung? Karena plangnya hanya bertuliskan BK. Biasa rumah sakit (klinik) ada plang dokternya," ujar Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan (Wasdakim) Imigrasi Jakarta Selatan Anggi Wicaksana.

Anggi menjelaskan, penangkapan Kim dilakukan setelah petugas imigrasi menyamar sebagai pasien yang akan melakukan bedah plastik. Ternyata benar, Kim melakukan praktik tanpa izin.

"Jadi petugas (imigrasi) konsultasi mau perbaiki hidung belakang, perut, satu bagian. Biayanya ada 3.500 dollar AS, ada yang 4.500 dollar AS. Total sekitar 10.000 dollar AS," ujar Anggi.

Biasanya, lanjut Anggi, Kim akan menentukan tanggal untuk waktu operasi pasiennya. Kim tidak memungut biaya dalam konsultasinya itu. Setelah disetujui, pasien akan melakukan operasi di rumah sakit yang ada di negeri ginseng tersebut.

Merujuk dari situs web rumah sakit BK, pihak Imigrasi menyatakan, Kim benar tercatat sebagai dokter di rumah sakit ternama di Korea Selatan tersebut. Kim memiliki gelar akademik doktor atau S-3.

"Dia ini sebagai pegawai BK. Hasil pantauan di website memang dokter spesialis RS di sana," ujar Anggi.

Meski demikian, Anggi belum melakukan konfirmasi ke rumah sakit yang dimaksud mengenai status kepegawaian Kim. Dari website rumah sakit itu, Anggi mengatakan, Kim terpantau melakukan konsultasi di Jakarta selama dua bulan terakhir.

Kim membuka praktiknya setiap hari Minggu pukul 09.00 sampai dengan pukul 17.00. Pasien Kim bisa mencapai belasan setiap hari Minggu.

Dari paspornya, Kim terlacak sering masuk keluar Indonesia. Pada Oktober tahun lalu, Kim masuk Indonesia pada tanggal 26 dan keluar dari Indonesia pada tanggal 29. "(Jadi) di Jakarta cuma 1 atau 2 hari," ujar Anggi.

Apabila terbukti bersalah, Kim terancam Pasal 122 huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Untuk orang asing yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan diberikan izin tinggal, Kim terancam Pasal 122 huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan Pasal 75 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Kim dapat diancam pidana selama 5 tahun penjara dengan denda maksimal Rp 500.000.000. Kim kini ditempatkan di ruang Detensi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan sembari petugas melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com