"Jadi tak masalah. Tidak ada aturan yang melarang itu. Kan yang penting pada saat mengajukan pendaftaran lelang, pihak-pihak itu menyertakan pihak lain melalui perjanjian KSO," ujar Drajat saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang.
Menurut catatan Dishub, kata Drajat, pemenang tender pengadaan bus itu memiliki rekam jejak yang baik.Dan tak ada persoalan dalam proses tender.
"Saya pastikan bagus semua rekam jejak mereka," lanjut Drajat.
Ia mengatakan, kerusakan pada sejumlah komponen bus baru tersebut karena keterlambatan pengapalan dari Pelabuhan Shanghai ke Jakarta. Yang penting, lanjut Drajat, pihak PT San Abadi telah bersedia bertanggung jawab dan mengganti seluruh komponen bus rusak.
Jokowi minta pertanggungjawaban
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, akan mengejar pihak yang harus bertanggung jawab atas kerusakan sejumlah komponen bus yang baru diluncurkan itu.
"Aturannya sudah jelas, memang harus ada yang bertanggung jawab," ujarnya, seusai blusukan di Marunda, Selasa sore.
Saat ini, Jokowi mengaku belum mendapat laporan Inspektorat Pemprov DKI Jakarta yang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pejabat dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ia akan menunggu laporan pemeriksaan untuk mengambil tindakan.
Pada Selasa sore, 7 pejabat Dishub DKI diperiksa oleh Inspektorat Pemprov DKI. Pemeriksaan berlangsung mulai dari pukul 14.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Kepala Inspektorat Frangky Mangatas belum bisa mengungkapkan hasil pemeriksaan. Hasil pemerikaan akan diketahui tiga hari mendatang.
Sebelumnya diberitakan, beroperasinya 90 dari 310 bus Transjakarta dan 18 dari 346 BKTB baru di Jakarta, tak berjalan mulus. Sebanyak 5 bus Transjakarta dan 10 BKTB mengalami kerusakan di sejumlah komponennya. Misalnya, banyak komponen berkarat, berjamur dan beberapa instalasi tidak dibaut. Bahkan, ada yang tidak ada fanbelt mesin.
Belum terungkap persoalan tersebut, Kompas.com kembali mendapatkan data sejumlah bus banyak yang tidak beroperasi karena rusak. Kerusakan itu di antaranya, mesin panas dengan cepat, kepala aki berkarat sehingga menghambat proses kelistrikan, mesin sulit dinyalakan, dan pendingin ruangan bocor. Bahkan, ada unit Transjakarta yang tabung apar pendingin mesin tiba-tiba meledak meski mesin dalam kondisi normal, fanbelt putus, instalasi kabel terkelupas, komponen radiator mati, turbo bus berkarat, AC berjamur, ban mudah pecah dan LED indikator bahan bakar gas tidak dapat berfungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.