Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Ditumpuk di Pinggir Kali Cipinang

Kompas.com - 13/02/2014, 10:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Masih ingat dengan sampah sepanjang tiga kilometer di Kali Cipinang? Kini wajah kali di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, itu sudah berbeda. Sampah-sampah itu ditumpuk di pinggir permukiman warga.

Tidak adanya truk yang bisa masuk hingga pinggir Kali Cipinang menjadi masalah. Truk-truk tersebut terhalang rumah-rumah warga yang padat.

Saat ini, permukaan aliran Kali Cipinang sedikit lebih "cerah" dibandingkan kondisi semula. Petugas Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur pernah berjibaku sampai "menggigil" karena membersihkan sampah dalam kondisi hujan.

Topan (26), warga RT 04 RW 04, mengatakan, pembersihan kala itu dilakukan sekitar dua minggu. "Tapi enggak setiap hari. Lalu sampah ditumpuk dipinggir sini sama lumpur," kata Topan, kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2014) sore.

Topan mengatakan, warga sekitar sedikit terobati dengan keadaan tersebut. Sebab, meski ditumpuk di pinggir permukiman warga, aroma tidak sedap sudah dirasa tidak menyengat seperti sebelumnya.

"Ngilangin sedikit nyamuk doang dibanding waktu padat. Ini kalau dulu masih ada sampahnya, bisa buat jalan bolak-balik," sindirnya.

Ketua RT 04 RW 04 Sukardi (42) menjelaskan, sampah ditarik ke pinggiran kali karena kendaraan seperti truk tidak dapat melintas di jalan permukiman itu. Jalan masuk sangat kecil, hanya cukup untuk sepeda motor.

"Sampahnya dipinggirin doang. Ada yang sebagian diangkut. Karena akses keluarnya enggak ada, jadi pinggirkan saja," ujar Sukardi.

Pembersihan, menurutnya, dilakukan baik secara manual ataupun dengan alat berat becho. Satu becho dikerahkan di Jembatan Basura, di Pasar Gemberong, dan satu lainnya di Jembatan Kapling. Alat berat, menurutnya, masuk keluar ke dalam kali sambil melakukan pembersihan.

"Manual (dengan tenaga manusia) juga ada, tapi itu di Jembatan Kapling, di sini enggak," ujar Sukardi.

Sukardi menyadari bahwa usahanya bersama warga belum maksimal karena sampah yang berada di pinggir sewaktu hujan bisa mengalir (hanyut) lagi. Dia mengakui bahwa warga sekitar juga menjadi pihak yang mengotori sungai dengan membuang sampah.

Menurutnya, imbauan kepada warga sudah dilakukan dengan menempelkan stiker dan spanduk larangan. Ia mengklaim sudah mengingatkan warga bahwa ada denda yang bisa dikenakan.

"Dulu kan ada denda Rp 500.000, sudah saya beri tahu. Alhamdulilah sudah enggak ada yang buang lagi karena warga sini sudah ada yang buang pakai gerobak," ujarnya.

Sukardi mengatakan, dari 150 kepala keluarga (KK) di wilayahnya, lebih kurang 50 KK bermukim tepat di bibir Kali Cipinang.

Kompas.com yang memantau lokasi tersebut pada Rabu kemarin menemukan titik baru sampah muncul dari beberapa mulut gang kecil dari permukiman warga yang menuju Kali Cipinang. Entah siapa pelaku yang membuang sampah tersebut. Tumpukan sampah itu terlihat baru saja dibuang karena berbeda dengan tumpukan sampah yang sudah menyatu dengan lumpur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
417 Bus Transjakarta Akan 'Dihapuskan', DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

417 Bus Transjakarta Akan "Dihapuskan", DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

Megapolitan
Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com