Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujud Impian Jokowi di Terminal Manggarai

Kompas.com - 13/02/2014, 15:13 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah baru Terminal Manggarai mulai tampak. Dari kejauhan, bangunan ini sangat mencolok perhatian. Begitulah salah satu wujud mimpi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membuat terminal di Jakarta menjadi modern.

Jika datang dari arah Pasar Rumput, plang besar berwarna hijau bertuliskan "Terminal Bus Manggarai" terpampang di bagian atas gedung. Sedangkan dari arah sebaliknya, tampak jalur terminal berteralis hitam dengan kanopi bangunan kaca di atasnya.

Terminal yang ada di kawasan Jakarta Selatan ini mulai direvitalisasi Pemprov DKI Jakarta pada pertengahan 2013 lalu. Terminal ini diklaim sebagai terminal percontohan dan yang paling modern di Jakarta. Sebab, terminal ini terintegrasi dengan selter transjakarta dan stasiun kereta api.

Bangunan terminal berlantai empat dengan dominasi kaca dan cat berwarna putih. Satu sisi atap gedung berbentuk setengah lingkaran bergaya kolonial.

KOMPAS.com/Fitri Prawitasari Penampakan Terminal Manggarai di Jakarta Selatan setelah direnovasi.

Kepala Terminal Manggarai Waluyo mengatakan, konsep bangunan bergaya kolonial merupakan permintaan dari Gubernur Joko Widodo. Terminal dibagi menjadi tiga jalur untuk angkutan umum berupa mikrolet, kopaja, dan metromini.

Modernitas hadir dengan adanya eskalator yang menghubungkan tiap jalur. Begitupun adanya lift untuk menuju lantai dua, tiga, dan empat bangunan terminal. Lantai dua merupakan area foodcourt.

"Tapi, pengelola foodcourt di sini nantinya semua makanan siap saji. Tidak boleh memasak di tempat karena nanti akan kotor," kata Waluyo.

Di lantai tiga ada minimarket, ATM center, serta kantor pengelola terminal. Adapun lantai empat hanyalah ruang panel dan pengawasan terminal.

Waluyo menuturkan, bangunan ini telah rampung 90 persen. Hanya tinggal pembenahan di beberapa sudut bangunan saja.

Pada kunjungan Kompas.com, Kamis (13/2/2014), memang terlihat beberapa bagian yang masih dalam pengerjaan. Bau cat baru masih menyengat. Lantai dua dan tiga masih kosong.

Kubikel-kubikel dengan tembok-tembok kaca di dalam gedung tersebut memberikan kesan terang. Melalui tembok kaca tersebut, orang bisa menyaksikan keadaan lalu lintas di bawahnya.

Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan terminal dengan halte transjakarta dan stasiun kereta api belum bisa digunakan. Jalurnya masih ditutup. Masih ada pengerjaan di sana-sini.

"Kalau saya hanya urus terminal saja, JPO itu sudah beda lagi pengelolanya," ucap Waluyo.

KOMPAS.com/Fitri Prawitasari Eskalator di Terminal Manggarai, Jakarta Selatan, setelah direnovasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com