BEKASI, KOMPAS.com - Perampokan emas di siang bolong terjadi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (13/2). Sebanyak lima kilogram emas digasak gerombolan perampok bermotor yang berjumlah tujuh orang.
Siang itu sekitar pukul 12.15, Hengki (21) dan Adam (22), karyawan Toko Emas Cahaya di Marakesh Square, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, tengah menunggu pembeli. Suasana di sekitar toko tersebut waktu itu relatif sepi.
Keduanya melihat tujuh orang dengan mengendarai sejumlah sepeda motor mendatangi toko emas itu. ”Setelah memarkir sepeda motor, dua dari para penunggang motor itu masuk ke dalam toko, sedangkan lima orang menunggu di depan toko,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.
Tiba-tiba, dua orang yang masuk ke dalam toko itu menodongkan benda mirip senjata api ke Hengki dan Adam. Tak berkutik di bawah todongan, karyawan toko emas tersebut hanya bisa pasrah saat dua orang yang ternyata perampok itu mengambil hampir seluruh perhiasan emas yang dipajang di toko tersebut.
Keduanya memasukkan emas-emas itu ke dalam kantong yang mereka bawa. Hanya dalam hitungan menit, sekitar lima kilogram emas perhiasan yang berada di toko itu ludes digasak (patokan Aneka Tambang untuk emas perhiasan 22 karat Rp 446.000 per gram setara dengan Rp 2,23 miliar). Seusai menjalankan aksinya, para perampok itu kabur.
”Ketujuh pelaku menggunakan helm, masker, jaket hitam, dan celana jins, serta membawa alat yang menyerupai senjata api,” kata Rikwanto.
Keterangan dari sejumlah saksi, ciri-ciri ketujuh perampok itu hampir mirip. Berkulit putih dan kuning, tinggi sekitar 170 sentimeter, dan berbadan besar.
Mendapat laporan mengenai peristiwa tersebut, petugas polisi langsung melakukan penyidikan. Sejumlah saksi diperiksa untuk mengungkap perampokan di siang bolong itu.
Tanpa CCTVMenurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bekasi Kabupaten Komisaris Dedy Murti, saat perampokan terjadi, situasi di sekitar toko emas dan pertokoan lain di kawasan itu memang relatif sepi. Walaupun demikian, ada beberapa orang yang melihat peristiwa perampokan tersebut.
Namun, seperti halnya kedua karyawan toko emas tersebut, mereka tidak dapat berbuat banyak sebab pelaku yang berjaga-jaga di luar toko pun ada yang memegang benda mirip senjata api.
”Apakah itu senjata api betulan atau tidak, kami belum bisa memastikan. Dalam aksinya, para pelaku tidak melakukan penembakan,” katanya.
Ia melanjutkan, toko emas itu berada di pertokoan di kawasan Perumahan PUP. Di kawasan tersebut ada sekitar 50 toko.
Namun, pada saat kejadian hanya ada tujuh petugas satpam yang bertugas. Para petugas keamanan itu tidak hanya mengawasi keamanan pertokoan, tetapi juga perumahan. Selain itu, di sekitar tempat kejadian perampokan tidak terdapat kamera pemantau (CCTV).
”Luas kawasan perumahan itu, termasuk pertokoannya, sekitar tiga hektar. Mereka memiliki 23 petugas satpam. Namun, tadi (kemarin) yang bertugas hanya tujuh orang,” katanya.
Total kerugian dari perampokan ini, ujar Dedy, masih dihitung, termasuk sisa perhiasan yang tercecer di toko dan tidak terangkut oleh para pelaku. Saat ini, tim penyidik masih mengambil keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui siapa pelaku perampokan tersebut. Para saksi hanya mengingat para pelaku rata-rata berbadan tinggi tegap.
Ia menolak berspekulasi mengenai kemungkinan siapa pelaku perampokan tersebut. Para pelaku beraksi dalam waktu sekitar lima menit.
”Kami simpulkan, mereka sudah merencanakan dengan baik. Segala kemungkinan, siapa mereka, kami pertimbangkan dan teliti, termasuk kemungkinan mereka, misalnya jaringan teroris. Saat ini, kami masih menggali apa saja yang diingat saksi saat berhadapan atau melihat mereka,” ujar Dedy. (RTS/RAY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.