Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Caleg Mengganggu Wajah Kota

Kompas.com - 18/02/2014, 08:08 WIB

Reklame yang penuh logo parpol dan foto caleg ternyata hanya dilirik sekilas oleh warga. Lebih dari 60 persen warga di Ibu Kota dan sekelilingnya merasa tidak mengenal lebih dekat dengan para calon wakil rakyat meskipun menemukan promosi caleg di mana-mana. Mereka juga mengaku tak bertambah akrab dengan jargon, visi, dan misi yang dilemparkan oleh para caleg lewat papan-papan iklan.

Menurut para responden, iklan para caleg memuat kata-kata yang standar, tidak menarik, dan mengumbar janji. Pendek kata, reklame kurang persuasif.

Minimnya ketertarikan masyarakat berujung pada rendahnya kenaikan popularitas caleg yang sebenarnya berpotensi didongkrak lewat pemasangan iklan luar ruang. Mayoritas peserta jajak pendapat mengaku keberadaan iklan-iklan ini tidak bisa memengaruhi pilihan mereka.

Hal ini terjadi karena ketiadaan pertimbangan yang matang dalam pembuatan reklame, misalnya promosi yang dipasang tidak jelas ditujukan kepada siapa. Hasilnya, uang dan tenaga terbuang. Tambahan dukungan suara dari masyarakat pun akan kurang signifikan.

Merusak estetika kota

Kehadiran iklan para caleg tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga dinilai oleh sebagian besar peserta jajak berlebihan dan mengganggu. Lebih dari separuh responden mengungkapkan bahwa pemasangan promosi calon wakil rakyat yang dipasang sembarangan telah mengganggu pemandangan dan dianggap telah mengacaukan wajah Ibu Kota dan sekitarnya.

Sudut-sudut kota yang sudah penuh dengan kendaraan semakin sesak dengan hadirnya spanduk dan baliho caleg. Sejumlah warga Jabodetabek lainnya juga menyesalkan keberadaan reklame yang telah merusak pohon-pohon dan mengotori lingkungan.

Lalu, bagaimana cara merebut hati rakyat? Hampir seluruh responden menganggap komunikasi yang lebih efektif untuk menjangkau calon pemilih adalah dengan mendekatkan jarak antara caleg dan pemilik suara, yakni dengan cara menyambangi langsung para pemilik suara.

Iklan kampanye yang berjarak tidak akan mampu menyentuh masyarakat dan memenangkan hati mereka.

(Litbang Kompas/Susanti Simanjuntak S)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com