Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mangisi Situmorang Tampung PRT dari Pulogadung

Kompas.com - 23/02/2014, 10:59 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Hampir seluruhnya pekerja rumah tangga (PRT) di rumah Brigjen Pol (Purn) Mangisi Situmorang berasal dari Pulo Gadung, Jakarta Timur. Mereka tidak memiliki pekerjaan jelas.

Dari 16 PRT, 13 di antaranya diantarkan orang ke rumah purnawirawan polisi tersebut yang berada di Bogor, Jawa Barat.

Dalam keterangannya kepada wartawan di Restoran Delima, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2014), Mangisi Situmorang mengungkapkan, wanita tunawicara yang bekerja di rumahnya yang tidak diketahui identitasnya dan Rifky yang mengalami keterbelakangan mental diantarkan seseorang dari Pulo Gadung ke rumahnya.

"Kadang-kadang orang bertanya kenapa orang bisu pun dipekerjakan? Selain yang bisu ada lagi yang namanya Rifky, dua orang ini sebetulnya kurang normal. Dia awalnya terdampar di Pulo Gadung. Mungkin susah-susah hidup di sana jadi karena dia sudah telantar sedemikian rupa, sudah ya makannya tidak jelas, jadi dicarilah tempat di mana kira-kira ini bisa dititipkan dibawalah ke rumah, kemudian dititipkan di rumah," ungkapnya.

Dia mengklaim, sebetulnya saat dititipkan di rumah dia tidak mau menerima lagi, tetapi dorongan rasa kemanusiaan akhirnya diterima juga di rumahnya. Mangisi pun sempat terpikir untuk mengembalikan keduanya kepada keluarga, tetapi asal-usul yang tidak jelas membuat dirinya dan keluarga kebingungan mengantarkan ke mana.

"Sebelum peritiwa ini terjadi saya berpikir ini sudah harus dikembalikan, pertanyaannya dikembalikan ke mana, siapa yang mau terima dia. Bahkan yang tunawicara ini," ucapnya.

PRT yang tunawicara, dikatakan Mangisi, sebetulnya sudah bekerja di sebuah keluarga untuk mengasuh anak. Tetapi dari tiga anak yang diasuhnya semuanya sulit bicara karena diasuh orang yang sulit bicara. Alasan tersebut yang menyebabkan dia dikeluarkan dari rumahnya sehingga telantar.

"Telantar sana sini akhirnya menjadi tukang cuci piring di Pulo Gadung pada sebuah rumah makan. Kadang tempat tinggalnya juga tidak jelas, akhirnya dia dibawa ke rumah termasuk si Rifky tadi," ujarnya.

Begitu juga dengan Rifky yang memiliki keterbelakangan. Dikatakan Mangisi, di Pulo Gadung Rifky tidurnya di mobil-mobil yang parkir. Akhirnya ada orang yang membawanya ke kediamannya. "Sudah lah rasa kemanusiaan kita tempatkan di sini," katanya.

Begitu juga Rahma, ia saat dibawa dari Pulo Gadung oleh seseorang ke rumah Mangisi sudah dalam keadaan hamil. Rahma berencana pergi kerja ke Taiwan sebagai TKI, tetapi tidak bisa berangkat. Saat kembali ke orangtuanya, justru ditolaknya dengan alasan hamil dengan suami yang tidak jelas keberadaannya.

"Sebetulnya dia bukan berstatus sebagai pekerja, tetapi karena rasa kemanusiaan kita tempatkan di rumah," ujarnya.

Begitu juga dengan pekerja lainnya seperti Vero (33), Esti, Lis, Fitra, Ana, Aisah, Rian, Aep, Dedi, Wartas, dan Aci sebelumnya telantar di Pulo Gadung dan diantarkan seseorang ke rumah Mangisi di Bogor.

"Jadi kita memang maklum banyak orang Batak (di Pulo Gadung) yang kerjanya ada yang punya warung, ada yang tukar-tukar uang, kerja-kerja kurir lah, jadi orang ini (PRT) menanyakan ke situ," ungkapnya.

Mangisi pun biasanya memberikan uang kepada orang yang mengantarkan PRT yang kini tinggal dikediamannya. Tetapi uang tersebut bukan uang jasa, hanya uang pengganti ongkos saja.

"Bukan uang jasa, memang dikasih uang, kerena alasannya ongkos dia dari sana nanti ongkos dia kembali plus dia beberapa saat di situ beberapa saat dikasih makan di tengah jalan kita berikan ganti ruginya," ucapnya.

Dugaan adanya tindak pidana penganiayaan dan penyekapan terhadap sejumlah PRT di kediaman Brigjen (Purn) polisi Mangisi Situmorang mencuat setelah adanya laporan dari korban berinisial Yuliana (19).

Didampingi keluarganya, Yuliana melapor ke Polres Bogor Kota, Jumat (14/2/2014). Kepada polisi ia mengaku disekap dan dianiaya majikannya yang tiada lain istri dari Brigjen (Purn) polisi Mangisi Situmorang berinisial M. (Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com