Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Banjir 2014 Dipersepsikan Lebih Parah

Kompas.com - 18/03/2014, 18:55 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengalaman Warga DKI Jakarta terhadap dua permasalahan krusial, yakni banjir dan macet, masih menjadi catatan negatif bagi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi. Sebagian besar warga menganggap banjir dan macet makin parah dari tahun sebelumnya.

"Sebanyak 43,4 persen warga menilai banjir 2014 "lebih parah" dan enam persen menilai banjir di era Jokowi "jauh lebih parah"," kata peneliti Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, saat memaparkan hasil survei di Cikini, Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Sementara itu, sebanyak 21,3 persen mengatakan banjir 2014 "sama saja" dibandingkan sebelumnya. "Hanya 28,1 persen warga yang menganggap banjir semakin berkurang di era Jokowi-Ahok. Sisanya, 1,3 persen menjawab tidak tahu," ujar Burhan.

Angka ketidakpuasan warga DKI semakin meningkat terkait permasalahan kemacetan. Burhan memaparkan sekitar 60 persen warga DKI menilai kemacetan di DKI "lebih parah" dan "jauh lebih parah". Sementara, hanya 12,1 persen yang menganggap kemacetan "semakin berkurang" dan "jauh lebih kurang".

Kendati demikian, sebanyak 67,4 persen warga DKI merasa puas dengan kebijakan Jokowi terkait penanganan banjir. Hanya 30,4 persen warga yang "kurang puas" dan "tidak puas sama sekali".

 "Kinerja Jokowi minus dalam hal mengurangi kemacetan, lebih banyak yang kurang puas ketimbang yang puas," tandas Burhan.

Survei ini digelar pada bulan Januari hingga Februari 2014. Total sampel di DKI Jakarta berjumlah 400 responden. Berdasarkan jumlah sampel ini diperkirakan margin of error sekitar 2,4 persen dengan tingkat kepercayaan sekitar 95 persen.

Metode survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan satu pewawancara bertugas satu desa atau kelurahan yang terdiri dari 10 responden. Survei ini dilakukan oleh Indikator yang bekerja sama dengan Rumah Kebangsaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com