JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Harry Witjaksono meminta pimpinan Polri serius menyikapi kasus penembakan Kepala Denma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji yang diduga dilakukan anak buahnya di Mapolda Metro Jaya. Pimpinan Polri mesti menegakkan disiplin di internal.
"Ini mungkin ada kepenatan karena tugas polisi. Apapun alasannya disiplin harus ditegakkan supaya tak terjadi distrust di masyarakat," kata Harry di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Politisi Partai Demokrat ini melanjutkan, masalah ini menjadi tugas yang harus segera diselesaikan oleh Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. Pasalnya, Badrodin menjadi pimpinan Polri yang bertugas menertibkan disiplin di internal. Ia menyarankan dilakukan uji kejiwaan secara berkala pada seluruh personel Polri.
"Saya mengharapkan Pak Badrodin bisa menyelesaikan ini. Apapun alasannya, penembakan ini tidak bagus," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Susanto diduga menembak Pamudji yang merupakan atasannya. Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, sebelum terjadi penembakan, keduanya sempat terlibat cekcok lantaran pelaku tidak terima ditegur oleh korban karena menggunakan celana preman dalam bertugas.
Pamudji diketahui terkena peluru di atas telinga kiri tembus ke atas telinga kanan. Pistol yang diduga digunakan untuk menembak pelaku ditemukan berada di samping korban setelah kejadian. Pistol tersebut diduga milik Susanto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.