Hal itu diakui beberapa warga saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (20/3/2014). Padahal, dibandingkan dengan rumah mereka, masih ada rumah yang kondisinya sudah tidak layak huni, tetapi malah tidak mendapatkan program kampung deret.
"Sebenarnya (dana) tahap pertama saja ini (rumah) udah selesai. Karena dana masih ada, ya akhirnya bongkar-bongkar aja, ganti yang bagus sama bangun-bangun lagi dikit," kata Taufik, warga RT 4 RW 10, yang rumahnya mendapat dana kampung deret.
Rokhim juga mengakui hal tersebut. Awalnya, kata Rokhim, dia tak ingin direpotkan dengan tukang bangunan. Sebab, dia dan keluarga lainnya harus bekerja.
Niatnya itu berubah ketika konsultan kampung deret menasihatinya untuk tak menyia-nyiakan dana yang diberikan. "Katanya, ambil aja. Sayang. Akhirnya, saya lanjut deh," imbuh Rokhim.
Dari penuturan para warga, banyak rumah yang baru dibangun lalu dibongkar lagi demi tuntutan Rp 54 juta.
Pantauan Kompas.com, ada beberapa rumah yang memang masih layak. Hal itu terlihat dari lantai yang berkeramik dan peralatan rumah tangga yang memadai, seperti mesin cuci. Sayangnya, para pemilik rumah yang masih layak tetapi mendapat program kampung deret enggan memberi keterangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.