Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2014, 13:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Empat calon penghuni Rusunami Kemanggisan Residences mengadukan nasib mereka kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Pengurus Paguyuban Rusunami Kemanggisan Valentino meminta Pemprov DKI Jakarta tidak menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pengembang baru rusunami tersebut. 
 
"Pengembang baru sudah menjual unit-unit rusun kita, padahal permasalahan ini masih sengketa di pengadilan," kata Valentino saat mengadu kepada Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014).
 
Ia mengatakan telah membuat surat resmi kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Surat itu ditembuskan kepada Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) DKI untuk tidak memproses pembuatan IMB hingga keputusan inkracht.

Valentino menjelaskan, Dinas P2B DKI pernah memasang papan segel di Kemanggisan Residence saat pengembang lama, PT Mitra Safir Sejahtera, dinyatakan pailit oleh pihak pengadilan. Namun, ketika kepemilikan berpindah tangan pada pengembang baru, PT Berlian Makmur Properti, papan segel telah dicabut. Meskipun papan segel telah dicabut, DKI belum menerbitkan IMB-nya.

Setelah berkonsultasi dengan pejabat Dinas P2B DKI, kata Valentino, seharusnya papan segel belum bisa dicabut sebelum penerbitan IMB. "Nah, kami minta ke Pak Jokowi agar pemrosesan (penerbitan IMB) ini di-hold (ditahan) sampai masalah inkracht. Karena, mereka (PT Berlian Makmur Properti) sudah menjual unit-unit kita," kata Valentino. 

 
Menanggapi hal tersebut, Basuki mengaku sudah pernah mendapat surat tembusan pengaduan calon penghuni Kemanggisan Residence. Ia hanya bisa menjanjikan pengaduan itu sampai di Dinas P2B DKI.

"Nanti langsung saya kirim suratnya ke Pak Putu (Putu Indiana -Kepala Dinas P2B-)," kata Basuki. 

 
Beberapa waktu lalu, puluhan calon penghuni Paguyuban Konsumen Rumah Susun Kemanggisan Residence melakukan unjuk rasa. Mereka mempermasalahkan uang pembelian rusun yang sudah diserahkan kepada pengembang lama. Namun, PT MSS tidak membagi harta pailit kepada para calon penghuni. Calon penghuni hanya mendapat 15 persen dari hasil pailit pengembang.

Pembangunan rumah susun itu baru mencapai 65 persen dan sudah berhenti sejak awal 2010. Pada 28 Februari 2012, PT MSS dipailitkan oleh pengadilan karena tidak ada keterjaminan pembangunan dan tidak mampu mencari investor.

Pada 28 Februari 2012, PT MSS dipailitkan oleh pengadilan karena tidak ada keterjaminan pembangunan dan tidak mampu mencari investor. Para calon penghuni itu juga pernah mengadukan nasib mereka pada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada akhir Oktober 2012. Namun, hingga saat ini, belum ada titik terang penyelesaian permasalahan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemilik Kontrakan TKP Wanita Terlakban di Cikarang Timur: Mereka 'Ngaku' Suami Istri

Pemilik Kontrakan TKP Wanita Terlakban di Cikarang Timur: Mereka 'Ngaku' Suami Istri

Megapolitan
Gantikan Gembong Warsono, Pantas Nainggolan Ditunjuk Jadi Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta

Gantikan Gembong Warsono, Pantas Nainggolan Ditunjuk Jadi Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta

Megapolitan
Pintu Masuk GBK Ditutup karena Ada Perayaan Natal, Polisi Imbau Warga Hindari Kawasan GBK

Pintu Masuk GBK Ditutup karena Ada Perayaan Natal, Polisi Imbau Warga Hindari Kawasan GBK

Megapolitan
LRT Perketat Penjagaan di Dalam Kereta Imbas Aksi Vandalisme

LRT Perketat Penjagaan di Dalam Kereta Imbas Aksi Vandalisme

Megapolitan
Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa: Membunuh secara Bergilir Sambil Direkam

Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa: Membunuh secara Bergilir Sambil Direkam

Megapolitan
Jenazah Wanita di Cikarang Timur Diduga Telah Meninggal Dunia 4 Hari

Jenazah Wanita di Cikarang Timur Diduga Telah Meninggal Dunia 4 Hari

Megapolitan
Geger Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang Timur: Tubuh Ditutupi Selimut, Tangan, Kaki, dan Mulut Dilakban

Geger Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang Timur: Tubuh Ditutupi Selimut, Tangan, Kaki, dan Mulut Dilakban

Megapolitan
Jasad Perempuan Terikat Lakban di Cikarang Diduga Tewas Diracun Pacarnya

Jasad Perempuan Terikat Lakban di Cikarang Diduga Tewas Diracun Pacarnya

Megapolitan
Motif Ayah Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Belum Terungkap, Ini Langkah Polisi

Motif Ayah Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa Belum Terungkap, Ini Langkah Polisi

Megapolitan
RS Polri Tak Temukan Tanda Kekerasan pada Mayat Perempuan Terlakban di Cikarang Timur

RS Polri Tak Temukan Tanda Kekerasan pada Mayat Perempuan Terlakban di Cikarang Timur

Megapolitan
LRT Jabodebek Perbaiki Kursi Penumpang yang Bolong akibat Vandalisme

LRT Jabodebek Perbaiki Kursi Penumpang yang Bolong akibat Vandalisme

Megapolitan
Polisi: Panca Sengaja Menata Mainan Kesukaan 4 Anaknya Usai Membunuh

Polisi: Panca Sengaja Menata Mainan Kesukaan 4 Anaknya Usai Membunuh

Megapolitan
Polisi Gandeng Ahli Psikologi untuk Dalami Motif Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Polisi Gandeng Ahli Psikologi untuk Dalami Motif Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Megapolitan
Polisi: Jenazah Perempuan di Cikarang Ditutupi Selimut, Bukan di Dalam Kardus

Polisi: Jenazah Perempuan di Cikarang Ditutupi Selimut, Bukan di Dalam Kardus

Megapolitan
Foto Viral Kursi Penumpang LRT Jabodebek Bolong, Diduga Vandalisme

Foto Viral Kursi Penumpang LRT Jabodebek Bolong, Diduga Vandalisme

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com