Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusunawa Tambora Rampung Desember 2014

Kompas.com - 24/03/2014, 17:21 WIB
Nadia Zahra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) Tambora, Jakarta Barat diperkirakan selesai pada Desember 2014. Penyelesaian rusunawa Tambora sesuai dengan target yang direncanakan.

"Rencana selesai Desember ini. Di lapangan juga kelihatan bagus ya, kontraktornya kerja cepet. Salah satu menara hampir selesai tuh, padahal baru 4 bulan berjalan," ujar Penanggung Jawab UPT II Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Deden, Senin (24/3/2014).

Menurut pantauan Kompas.com di lokasi rusunawa Tambora, sudah berdiri tegak tiga menara. Menara A di sisi sebelah kiri gerbang masuk, Menara B di sisi tengah dan Menara C sebelah kanan gerbang masuk. Lokasi sekitar menuju gerbang masuk kondisinya becek dan adanya tumpahan semen. Tampak pula satu unit alat berat konstruksi.

Kemudian ada sekitar 70 orang pekerja dan tiga petugas pengaman. Kontraktor PT Totalindo Eka Persada, selaku pihak pembangunan yang ditunjuk Pemprov DKI Jakarta, telah membangun 12 dari 16 lantai di Menara A.

"Kalau di menara B sudah 4 lantai. Nah, menara C baru 3 lantai. Masing-masing menara kita bikin 16 lantai," ucapnya yang juga merupakan Ketua RW 11, Kelurahan Angke Kecamatan Tambora tersebut.

Mengenai daya tampung bangunan, ia mengatakan Pemda DKI akan menyediakan sebanyak 549 unit. Untuk penghuni rusunawa, Deden menjelaskan akan memrioritaskan bagi penghuni lama dan sisanya sebanyak 70 unit akan dilepas bagi warga umum non rusunawa Tambora.

"Ada 70 unit untuk penghuni umum, mereka itu akan kita saring apakah layak atau tidak untuk menempati. Sampai hari ini aja sudah hampir 400 orang yang mengajukan," katanya saat ditemui Kompas.com di Kantor Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Jalan Jatibaru Jakarta Pusat.

Pihaknya mengaku akan menyortir berkas pengajuan penghuni umum agar mendapatkan unit di rusunawa Tambora. Berkas tersebut meliputi, foto kopi KTP DKI, foto kopi KK DKI, surat pernyataan tidak memiliki rumah dari Kelurahan dan slip gaji.

"Penyortiran berupa survei juga, jadi tidak bisa pengaju melakukan tipu-tipu pada kami. Jadi kalau sudah dapat 70 penghuni umum, baru penentuan unit berbarengan dengan penghuni lama. Kita kocok namanya dan dapat unit tertentu di mana," terang Deden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com