Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Suara PKS di Jakarta Berapa Sih?

Kompas.com - 26/03/2014, 01:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi penolakan organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jika ia menjadi gubernur, menggantikan Joko Widodo. Hal ini terjadi jika Jokowi menang pada Pemilu 2014. Menurut Basuki, survei yang dilakukan kader muda PKS itu tidak berdasarkan data yang valid.

"Katanya 93 persen warga DKI menolak saya jadi gubernur? Cek lagi deh, suara PKS di Jakarta ada berapa sih?" kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Apabila perolehan suara PKS di Jakarta melebihi 93 persen, maka Basuki memercayai hasil survei yang dilakukan tersebut. Sementara jika perolehan suara tidak mencapai 90 persen, maka sebaiknya PKS tidak menyampaikan pernyataan sikap mereka. Sebab, hasil survei itu tidak mewakili masyarakat Jakarta secara menyeluruh. Di DPRD DKI Jakarta, PKS merupakan partai politik terbesar kedua setelah Partai Demokrat. PKS memiliki 16 kursi legislatif.
"Kalau suara PKS di bawah 10 persen, mereka harus meralat omongannya," kata dia.

Kader muda PKS yang terhimpun dalam elemen muda, yaitu Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda Keadilan, dan Benteng Muda PKS, mengadakan survei terkait persiapan warga DKI Jakarta menyambut Basuki sebagai gubernur. Penolakan mereka disebabkan oleh kepribadian dan gaya komunikasi Basuki yang tidak santun.

Hasil itu didapatkan dari hasil survei tatap muka dan online yang diadakan pada 20-24 Maret 2014 dengan jumlah responden 1.589 orang. Hanya 7 persen warga yang setuju Basuki menjadi gubernur. Dari para penolak itu, 24 persen responden menganggap Basuki sebagai pribadi yang sombong dan merasa paling pintar.

Survei tersebut juga menunjukkan, sebanyak 23 persen menganggap Basuki adalah sosok yang tidak simpatik dan jauh dari budi pekerti luhur. Sebanyak 17 persen menganggap Basuki tidak berbudaya dan beretika, 17 persen menganggap Basuki terbiasa menyalahkan anak buah dan orang lain, dan 12 persen menganggap Basuki tidak mengormati pendapat orang lain. Responden terdiri dari anak muda dan perempuan sebanyak 53 persen serta pria 47 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com