Namun, kata Hilman, Iis harus memendam kerinduannya karena rumah sakit menyarankan Iis menjalani terapi psikis sebelum menjenguk Iqbal. Hal itu untuk mengantisipasi jika Iis kembali terpukul dan histeris saat melihat kondisi putranya, pekan lalu.
"Kami sebagai keluarga juga khawatir, takutnya kalau dipaksakan bertemu bakalan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Kekuatan mental Iis sendiri saja masih kurang saat melihat anaknya dirawat, begitu pula si Iqbal yang trauma karena mengalami penganiayaan," kata Hilman.
Menurut Hilman, dilihat dari fisiknya Iis memang sehat, tetapi kondisi psikisnya tak stabil. "Apalagi dia (Iis) lebih sering hidup di jalanan ketimbang jadi ibu rumah tangga,” katanya.
“Sampai saat ini saja kalau ngomong suka ngelantur dan dia masih belum menerima kondisi anaknya dirawat di rumah sakit," lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Iis sangat terpukul melihat kondisi putranya, Iqbal Saputra, yang dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Koja, Jakarta Utara, Sabtu (29/3/2014). Iis sempat terjatuh. Kemudian, oleh keluarganya, dia dibawa untuk ditenangkan terlebih dahulu. Selang berapa menit, Iis kembali menghampiri Iqbal. Air mata tetap tidak terbendung. Bahkan suara tangis Iis Novianti membangunkan Iqbal (3,5) dari tidurnya.
Bocah malang yang sedang dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Koja itu pun ikut menangis. Menurut dr Dewi Iriani yang menangani Iqbal, apabila kondisi emosionalnya mulai membaik, Iqbal dan Iis bisa bertemu kembali pada Selasa (1/4/2014) besok.