Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub Akan Pasang RFID pada Bus Terminal Pulo Gebang

Kompas.com - 01/04/2014, 12:08 WIB
Agita Tarigan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana mengatur akses angkutan antarkota dan angkutan antarprovinsi (AKAP) di Terminal Pulo Gebang setelah resmi beroperasi. Setiap bus akan dipasang radio frequency identification (RFID) untuk mengidentifikasi bus yang dapat memasuki terminal ini.

"Tak semua bus bisa masuk Terminal Pulo Gebang nanti, cuma yang sudah dipasang RFID saja yang bisa," kata Rini Setyarini, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Terminal Pulo Gebang, kepada Kompas.com.

Rini mengatakan, Terminal Pulo Gebang akan dilengkapi palang pintu pada jalur-jalur masuk angkutan umum. Palang pintu terbuka jika mikrocip pada bus AKAP teridentifikasi oleh sistem identifikasi frekuensi radio tersebut.

Hal ini bertujuan mencegah penumpukan bus di terminal sehingga menyebabkan kemacetan. Selain itu, Dishub juga dapat mengontrol kondisi bus yang akan melakukan perjalanan dari Terminal Pulo Gebang sehingga keamanan penumpang terjaga.

Menurut Rini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan fokus pada operasional AKAP terlebih dahulu untuk saat ini. Kemudian, hal ini dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap para sopir bus. Sopir bus yang akan mengendarai bus di Terminal Pulo Gebang akan menjalani pemeriksaan darah dan urine untuk mendeteksi pengaruh narkoba dan alkohol. Sopir yang terdeteksi akan dilarang membawa bus sesuai waktu yang ditentukan. Hal ini untuk sementara akan dilakukan menjelang hari-hari raya saja, tetapi dapat juga dilakukan secara rutin kemudian.

Terminal Pulo Gebang telah dibangun sejak tahun 2010. Setelah dilakukan soft launching pada tanggal 23 Juni 2012 oleh Gubernur Fauzi Bowo, terminal ini masih sepi peminat. Selain itu, akses jalan layang penghubung terminal dengan jalan tol Tanjung Priok-Cakung juga masih dalam proses pembangunan.

Hingga saat ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menargetkan akan mengaktifkan Terminal Pulo Gebang pada Maret 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com