Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok Jamin Sekolah Master Tidak Akan Digusur

Kompas.com - 01/04/2014, 20:21 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com - Wacana penggusuran sebagian lahan di sekolah Master, Depok, Jawa Barat, mendapat respons oleh berbagai pihak, khususnya Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. Menurut pihak sekolah Master, Wali Kota telah memberikan jaminan bahwa lahan sekolah Master tidak akan berkurang sedikit pun.

"Kebetulan dalam hal ini, pemda (Depok) dan Wali Kota sendiri sudah memberikan garansi dan jaminan bahwa Master tidak akan digusur," tutur pembina sekolah Master Nurrohim kepada Kompas.com, Selasa (1/4/2014).

Menurut Nurrohim, sebelum ada rencana pengambilalihan lahan tersebut, perwakilan dari sekolah Master telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan pihak pengembang maupun pemerintah daerah setempat.

Dari pertemuan itu, Master menawarkan solusi berupa tukar guling. Pengembang memberikan lahan baru dulu kepada Master, baru Master mau melepas 2.000 meter persegi lahan miliknya.

Rencananya, lahan tersebut akan dibangun kawasan apartemen, bangunan hotel, serta pusat grosir oleh pihak pengembang. Di samping itu, Pemda Kota Depok juga sedang merencanakan untuk membangun sarana transportasi umum terpadu yang menghubungkan stasiun kereta api Depok Baru dengan terminal Depok yang letaknya berdekatan dengan lokasi sekolah Master.

Kendati demikian, menurut penggagas sekolah yang menjangkau kaum marjinal di kota Depok itu, hingga sekarang belum dicapai kesepakatan antara pihak sekolah Master dengan pihak pengembang.

"Jangan sampai mereka membangun mengatasnamakan kepentingan umum, sedangkan di sini juga kepentingan umum. Jadi kaum marjinal bisa makin terpinggirkan," tukas Nurrohim.

Sekolah Master dirintis sejak tahun 2000. Awalnya, sekolah ini berlokasi di emperan masjid. Sedangkan murid-muridnya berasal dari anak-anak jalanan di terminal.

"Kenapa dibilang sekolah Master karena lahirnya dari emperan masjid dan terminal hingga berkembang sampai saat ini," ujar Nurrohim.

Sekarang, sekolah Master memiliki 2.700 murid yang terdiri dari tingkat TK, SD, SMP, sampai SMA. Sekolah ini memberikan pendidikan dalam bentuk akademis, keagamaan (tahfidz), dan pelatihan kewirausahaan. Setiap tahunnya, sekolah ini meluluskan 500 siswa, beberapa di antaranya melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan mendapatkan beasiswa.

Pantauan Kompas.com, sekolah Master memiliki lapangan basket sekaligus sebagai lapangan upacara. Kelas dan ruangan lainnya seperti lab dibangun dari kontainer yang dimodifikasi sedemikian rupa, dengan pintu, jendela, dan lukisan berwarna cerah hasil kreasi siswa sekolah Master.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Jasa Marga Sebut Kawat Berlubang di JPO Jatiasih Sudah Pernah Diperbaiki, tapi Rusak Lagi

Jasa Marga Sebut Kawat Berlubang di JPO Jatiasih Sudah Pernah Diperbaiki, tapi Rusak Lagi

Megapolitan
Pedagang di Matraman Takut Palsukan Pelat Kendaraan: Yang Penting Sama dengan STNK

Pedagang di Matraman Takut Palsukan Pelat Kendaraan: Yang Penting Sama dengan STNK

Megapolitan
Aji Jaya, Wajah Baru di Pilkada Bogor yang Punya 5 Kartu Sakti

Aji Jaya, Wajah Baru di Pilkada Bogor yang Punya 5 Kartu Sakti

Megapolitan
Sebelum Cabuli Anaknya, R Sempat Diminta Buat Video Mesum dengan Suaminya

Sebelum Cabuli Anaknya, R Sempat Diminta Buat Video Mesum dengan Suaminya

Megapolitan
Fakta Ibu Cabuli Anak Kandung di Tangsel: Mengaku Disuruh Seseorang dan Takut Fotonya Tanpa Busana Disebar

Fakta Ibu Cabuli Anak Kandung di Tangsel: Mengaku Disuruh Seseorang dan Takut Fotonya Tanpa Busana Disebar

Megapolitan
Kemenkes Tanggung Anggaran Revitalisasi 3 RS Besar di Jakarta, Heru Budi: Pemprov DKI 'Back-up' Perizinan

Kemenkes Tanggung Anggaran Revitalisasi 3 RS Besar di Jakarta, Heru Budi: Pemprov DKI "Back-up" Perizinan

Megapolitan
Heru Budi Bantah Kabar Pemprov DKI Bakal Bongkar Tiang Monorel di Rasuna Said

Heru Budi Bantah Kabar Pemprov DKI Bakal Bongkar Tiang Monorel di Rasuna Said

Megapolitan
Warga: Petugas Jasa Marga Tak Pernah Mengecek Kondisi JPO yang Berlubang di Jatiasih

Warga: Petugas Jasa Marga Tak Pernah Mengecek Kondisi JPO yang Berlubang di Jatiasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com