"Setelah ditutup, stasiun tak terurus lagi, bahkan sering dijadikan tempat nongkrong. Banyak anak muda yang datang ke sana untuk berpacaran dan sering juga dijadikan tempat mabuk-mabukan oleh para anak jalanan," ujar Imah, salah seorang warga yang tinggal di sekitar stasiun, kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2014).
Menurut Imah, dulu stasiun ini sangat ramai didatangi warga Bekasi yang bekerja di Jakarta setiap harinya. Warga sekitar yang memiliki usaha rumah makan pun juga merasakan keuntungannya karena banyak penumpang kereta yang mampir ke sana.
Namun, setelah stasiun itu ditutup, keadaan pun berubah. Sekarang stasiun tersebut masih dilintasi oleh kereta. Hanya, stasiun itu tidak dijadikan tempat pemberhentian.
Pantauan Kompas.com, Stasiun Rawa Bebek kini dipenuhi oleh coretan. Selain itu, stasiun tersebut juga ditumbuhi ilalang dan tanaman liar di sekitarnya. Atap stasiun yang berbahan seng juga sudah tidak lengkap. Menurut warga, atap tersebut sering dicuri oleh pemulung.
Tidak adanya penerangan pada malam hari juga dimanfaatkan oleh anak muda untuk tempat berpacaran dan mabuk-mabukan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman mengatakan telah membicarakan hal tersebut dengan Kementerian Perhubungan. Pemerintah Kota Bekasi pun berencana untuk mengaktifkan kembali stasiun tersebut.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memperjelas status Stasiun Rawa Bebek tersebut ke depannya," ujar Sopandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.