Ayah Rahadian, Ismajana Purwa (64), mengatakan, cedera yang diderita anaknya itu akibat terpental saat bermain futsal di lapangan yang beralaskan aspal halus pada pertengahan Desember 2013. Setelah itu, Iqbal tetap bersekolah seperti biasa. Baru pada Kamis (16/1/2014) lalu, Rahardian mengalami panas tinggi hingga 40 derajat.
"Waktu itu dia enggak bisa bangun, enggak bisa jalan, malamnya terus dibawa ke UGD Koja, langsung diinfus dan rontgen," ujar Ismajana, yang menunggu anaknya ujian di SMAN 13, Koja, Jakarta Utara, Senin (14/4/2014).
Setelah dibawa ke RSUD Koja, Rahadian dianjurkan berobat jalan dan diberikan obat. Sejak saat itu, Rahardian menjalani rawat jalan dan tidak dapat ke sekolah. Untuk materi pelajaran, dia belajar sendiri dengan bantuan temannya yang memberikan materi pelajaran.
Pihak sekolah sempat menawarkannya agar mengikuti ujian pada tahun depan. Namun, ia tetap memilih mengikuti ujian agar bisa lulus bersama teman-teman seangkatannya.
Isnawa juga mengatakan, selama mengikuti UN, Rahadian tidak meminum obatnya pada pagi hari karena dikhawatirkan mengantuk saat mengerjakan soal ujian. Setelah mengikuti UN, rencananya Rahadian akan menjalani operasi.
Rahadian mengaku tetap semangat mengerjakan soal-soal yang diberikan. Ia rela menahan sakit karena bertekad lulus bersama rekan-rekan seangkatannya.
"Soalnya sih tidak terlalu susah, karena selama sakit kan saya tetap belajar. Pokoknya saya mau lulus tahun ini," ucapnya sambil terbaring di ruang UKS.
Rahadian juga mengaku sudah mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur undangan ke Universitas Indonesia untuk Jurusan Teknik Kimia. Ia berharap, sesudah lulus sekolah, ia bisa melanjutkan di program studi pilihannya tersebut dan menjadi insinyur.
Menurut Kepala Sekolah SMA 13 Jakarta Noviola Leni, ada dua siswanya yang sakit tetapi tetap mengikuti UN. Siswa lainnya adalah Aulia Yusuf (17), siswa kelas XII IPA Kelas Internasional yang dirawat dan mengerjakan soal UN di RS Islam Cempaka Putih karena operasi usus buntu.
"Seluruhnya ada 243 siswa kita yang mengikuti UN. Terdiri dari 91 orang siswa-siswi kelas IPS dan 152 siswa-siswi kelas IPA," ujarnya.
Khusus untuk Rahardian yang tidak bisa datang ke sekolah, pihak sekolah mengirim guru dan materi pelajaran. Setiap harinya, sekolah mengarahkan di antara rekan Rahardian agar datang bergantian ke rumahnya untuk menjadi tutor pelajaran.
"Kita sudah berkonsultasi dengan pihak dokter. Dia boleh mengikuti ujian, tapi tidak boleh sambil duduk. Makanya, dia kita tempatkan di ruang UKS agar bisa mengerjakan soal sambil terbaring," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.