Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Soal UN "Jokowi" Sudah Sesuai Standar

Kompas.com - 15/04/2014, 17:15 WIB
Nadia Zahra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyisipan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam soal ujian nasional (UN) pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA sudah dibuat sesuai prosedur. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim di Jakarta, Selasa (15/4/2014).

"Jadi adanya nama Jokowi dalam soal UN murni bukan unsur kesengajaan. Tokoh lainnya juga masuk dalam soal UN adalah almarhum WS Rendra dan Iwan Fals. Jadi, tidak ada hubungan politik sama sekali," tekan Musliar dalam konferensi persnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa pembuatan soal UN dilakukan sejak bulan Juli hingga Oktober 2013. Dengan demikian, kemungkinan penyisipan nama tokoh Jokowi tersebut belum berdampak besar dalam kancah perpolitikan.

"Jadi kan soal dibuat 6 bulan sebelum pelaksanaan UN. Nah, adanya nama Jokowi juga belum seheboh akhir-akhir ini terkait pencapresannya. Dalam hal ini, kami bertanggung jawab dan akan melakukan pertemuan dengan tim pembuat naskah soal dalam waktu dekat. Jika terindikasi, akan kami berikan sanksi kepada pelakunya," ucap Musliar.

Dari hasil investigasi di lapangan, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) menyebutkan bahwa tidak semua siswa mendapatkan soal yang berisi nama calon presiden dari PDI-P tersebut. Musliar mengatakan, semua naskah soal bervariasi dan tipenya sesuai dengan region tertentu.

"Untuk kasus ini, yang hanya ditemukan di wilayah Indonesia Barat saja, dengan 18 provinsi. Untuk variasinya ada 3 dari 20 variasi soal," paparnya kepada wartawan.

Sementara itu, total siswa yang kemungkinan mendapat soal tentang Jokowi adalah 187.000 orang dari total 3,1 juta peserta UN, atau setara enam persen.

Salah satu peserta UN dari SMAN 78 Jakarta Barat, bernama Christine Parsaulian, mengaku terkejut dan heran saat membaca salah satu soal UN Bahasa Indonesia mengenai Joko Widodo. "Kaget, lho kok ada nama Jokowi di soal. Kesannya malah ajang promosi dan kayak cari kesempatan dalam kesempitan gitu. Jujur, karena itu, saya jadi kena pengaruh sugesti aja," ungkap siswa kelas XII IPS 2 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com