Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Keluhan Dinda" adalah Akibat Pelayanan PT KAI Belum Optimal

Kompas.com - 17/04/2014, 15:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai, "keluhan Dinda" yang menjadi perbincangan di media sosial merupakan bagian dari belum optimalnya kinerja PT KAI dalam memperbaiki layanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek, terutama menyangkut jarak waktu kedatangan antar-kereta di stasiun (headway).

Menurut Darmaningtyas, headway yang lama membuat jumlah penumpang yang menunggu di stasiun jadi menumpuk sehingga kondisi di dalam kereta menjadi berdesakan.

Tyas (sapaan Darmaningtyas) berpendapat, pengguna KRL sebenarnya tidak akan merasa keberatan untuk berdiri apabila headway bisa lebih sering. Sekalipun berdiri, tak harus berdesak-desakan.

"Kalau KRL penuh, itu sudah pasti. Tapi kalau headway cepat, keretanya sering, orang tidak akan masalah berdiri. Apalagi, KRL adalah angkutan perkotaan yang memang dirancang lebih banyak penumpang berdirinya supaya daya tampungnya lebih banyak," kata Tyas saat dihubungi, Kamis (17/4/2014).

Tyas juga menyoroti seringnya KRL mengalami gangguan sinyal. Menurut dia, gangguan sinyal telah membuat jarak tempuh kereta lebih lama, yang otomatis membuat penumpang berdiri lebih lama.

"Contohnya, dalam kondisi normal, KRL dari Bogor bisa tiba di Jakarta Kota dalam 1,5 jam. Namun jika ada gangguan sinyal, bisa sampai 2 jam lebih. Tentu, penumpangnya jadi berdiri lebih lama. Kan kesal juga," ujarnya.

Sebelumnya, ramai diberitakan, seorang pengguna KRL bernama Dinda mengeluh di jejaring sosial Path setelah tempat duduknya diminta oleh seorang perempuan hamil. Curhat Dinda itu menuai caci maki dari para pengguna media sosial. Dia dianggap tidak memiliki simpati terhadap kaumnya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com