Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Pemulihan Korban Pelecehan Bisa Sampai 18 Tahun

Kompas.com - 18/04/2014, 19:54 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - AK (6), siswa Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS), tengah mengalami masa pemulihan pasca pelecehan seksual yang terjadi pada dirinya oleh petugas kebersihan sekolah.

Sekretaris Jendral Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda mengatakan, pemulihan tersebut tidak mudah sebab bisa memakan waktu hingga 18 tahun.

"Saat ini korban masih dalam masa pengalihan memori, belum pada penghapusan memori yang telah terjadi. Itu tidak mudah, memang bisa sampai 18 tahun dilakukan terapi," kata Erlianda, Jumat (18/4/2014).

Adapun saat ini AK masih dalam pemulihan intensif selama 3 bulan dengan pendampingan KPAI. Hari ini pun, katanya, korban baru saja mendapatkan kunjungan dari pemerhati anak-anak, Kak Seto.

"Hari ini korban diberikan terapi pemulihan oleh Kak Seto. Kami juga ngga menyangka saat ini korban sendiri emosionalnya sudah bagus. Namun setelah kami pergi, dia terlihat sedih lagi, untungnya uncle dan auntynya datang. Kemudian dia senang lagi," papar Erlinda.

Meski pendampingan terus dilakukan oleh pihak KPAI, namun yang terpenting adalah terapi dari pihak keluarga. "Walau terlihatnya sudah sembuh, tapi sebenarnya dia belum sembuh benar, karena masih ada memori yang tersisa," katanya.

Setelah masa insentif pemulihan 3 bulan telah dilalui, selanjutnya adalah pemulihan per enam bulan. Pada saat itu, terapi pemulihan bisa saja dilakukan satu bulan sekali, kemudian berlanjut satu tahun sekali hingga korban kembali memiliki kepercayaan diri dan tidak mengingat peristiwa tersebut.

"Karena yang namanya memori tidak bisa dihilangkan, tapi bisa digantikan dengan memori-memori lainnya," kata Erlinda.

Karena lamanya proses pemulihan, maka dia berharap tidak ada korban lain selain AK. Kalaupun ada, diharap korban segera melapor agar segera dilakukan tindakan.

"Selagi masih belum terlambat, jika ada korban lain diharapkan cepat melapor kepada kami maupun pihak kepolisian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com