Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Nilai JIS Kurang Kooperatif

Kompas.com - 22/04/2014, 13:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh berharap pihak Jakarta International School (JIS) bisa lebih kooperatif membantu mengungkap kasus kejahatan seksual yang menimpa siswanya. Selama ini, pihak JIS dinilai belum sepenuhnya terbuka.

Asrorun mencontohkan berkas keterangan kronologi yang dibuat secara tertulis. Pihak JIS sudah berjanji akan mengirimkannya melalui e-mail pada Kamis (17/4/2014) lalu. Namun, hingga hari ini, berkas keterangan kronologi belum diterima.

"Pihak sekolah (JIS) harus kooperatif, jangan belum apa-apa sudah bilang enggak ada," kata Asrorun di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Contoh lain lagi, kata Asrorun, ialah mengenai indikasi adanya korban lain selain AK di JIS. Menurutnya, saat berusaha menggali keterangan, baik dari orangtua murid maupun pihak internal JIS, KPAI langsung diberi tahu bahwa tidak ada korban selain AK. Padahal, kemungkinan korban lain serentak diinformasikan oleh orangtua murid kepada KPAI.

Terkait indikasi terhadap kemungkinan ada korban lain selain AK, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto mengatakan akan menggali keterangan juga dari alumni JIS. KPAI berusaha mencari tahu kebenaran informasi yang mengatakan bahwa ada indikasi kekerasan seksual terhadap anak lainnya, baik di TK maupun di tingkat pendidikan yang berbeda, seperti SD, SMP, dan SMA.

Sebelumnya, JIS juga telah membentuk tim investigasi internal yang melibatkan tiga kedutaan besar, yakni Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Ketiga kedubes juga diminta mengaudit sistem keamanan, khususnya di toilet sekolah tersebut. JIS mengklaim berkomitmen mendukung upaya pemyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian sejak awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com