Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Mahasiswa Minta Jaminan Perlindungan dari STIP

Kompas.com - 28/04/2014, 15:32 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Orangtua mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda mendatangi kampus. Mereka meminta kepastian dan perlindungan keselamatan kepada anak mereka terkait meninggalnya Dimas Dikita Handoko (19).

Sekitar 15 orangtua mahasiswa tingkat 1 datang pada pertemuan yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga pukul 12.30. Pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup. Saat selesai, orangtua mahasiswa enggan memberikan keterangan terkait pertemuan mereka.

Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Hubungan Masyarakat STIP Heru Widada mengatakan, pertemuan tersebut membahas tentang kesepakatan keluarga dan pihak kampus. Nantinya, akan ada pertemuan lebih lanjut antara orangtua dan pimpinan STIP Marunda.

"Tadi pertemuan hanya sebatas pertemuan keluarga, pembahasan tentang kepentingan bersama. Intinya mengenai tindak lanjut ke depan, masing-masing akan saling evaluasi," ujar Heru di Kampus STIP Marunda, Senin (28/4/2014).

Ia menjelaskan, perwakilan orangtua tersebut berasal dari wilayah Jabodetabek. Nantinya, kata dia, para orangtua berniat mengumpulkan 550 orangtua tingkat 1 lainnya untuk mendesak pihak kampus memberikan jaminan keamanan terhadap anak mereka.

"Orangtua tadi sudah meminta kontak orangtua yang di luar pulau Jawa, untuk bisa ikut dalam pertemuan selanjutnya yang akan direncanakan," ucapnya.

Terkait dengan orangtua yang enggan memberikan keterangan setelah pertemuan, Heru membantah melarang mereka bicara kepada media. "Tidak ada yang melarang untuk orangtua bicara," bantahnya.

Ia menambahkan, sampai saat ini, pihak kampus masih menunggu hasil dari kepolisian terkait 7 orang mahasiswa STIP yang terlibat dalam kasus penganiayaan yang menewaskan Dimas. Sanksi untuk ketujuh mahasiswa tersebut adalah dinonaktifkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com