Pantauan Warta Kota, selain bentuk maupun warna cat yang tidak seragam, penghijauan kawasan dengan pembuatan taman belum dilakukan. Bahkan, hingga saat ini, masih ada beberapa rumah yang belum selesai direhab.
Nurahmad, selaku Ketua RW 04 Kapuk, akhir pekan kemarin, mengakui, pembangunan kampung deret di kawasannya banyak menemui kendala. Sebanyak 120 rumah di RT 02, 03, dan 05, yang masuk dalam program kampung deret, belum seluruhnya selesai.
Beberapa hambatan, menurut Nurahmad, pertama, pada Desember-Januari kawasan ini tergenang banjir sehingga pengerjaan otomatis berhenti. Kedua, beberapa warga mengaku dana bansos yang diberikan sudah habis.
Di balik beberapa permasalahan itu, warga Gang Semut yang sudah menyelesaikan pembangunan rumahnya bersyukur dengan adanya program kampung deret.
Sainah, misalnya. Sebelum masuk dalam program kampung deret, kondisi rumahnya sudah reyot. "Selama 28 tahun, rumah saya nggak pernah direnovasi. Tadinya jalan di dalam rumah aja nunduk dan sempit," kata Sainah.
Rumah dengan luas sekitar 30 m2 dengan dua lantai itu ditempati 14 orang, terdiri atas Sainah
bersama suami, anak, dan cucu-cucunya. Selama ini, Sainah pasrah karena gajinya dari buruh konveksi yang hanya Rp 175.000 per minggu saja tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Sementara suaminya saat ini sudah tidak bekerja lantaran sering sakit-sakitan.
"Ya begitu, mpet-mpetan. Dulu mau bangun rumah pakai duit siapa. Jualan keringat bertahun-tahun saja nggak bakal cukup. Sekarang saja lebih mending, lebih rapi setelah dapat bantuan Rp 50.400.000," kata Sainah. (fha)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.