Mereka hendak melaporkan temuan baru yang didapat pihak keluarga mengenai perencanaan penganiayaan yang dilakukan terhadap anak mereka hingga tewas. Mereka terbang langsung dari Medan, Sumatera Utara, pagi tadi.
"Iya, (keluarga Dimas) datang ke sini (Polres Metro Jakut). Kita menemukan salah satu bukti perencanaan penganiayaan tersangka di media sosial," ujar Rukita Hanayanti, ibunda Dimas (43), di Mapolres Jakut, Selasa (29/4/2014).
Ia mengungkapkan, temuan tersebut didapatkan dari saudaranya di Medan yang melihat kicauan di akun Twitter salah seorang senior Dimas di STIP. Menurut Rukita, kicauan itu berbunyi, "Mau bantu eksekusi gak".
Pantauan Kompas.com, Rukita datang menggunakan baju berwarna abu-abu dan kerudung bermotif bunga ditemani oleh saudara perempuannya yang menggunakan baju bermotif kotak-kotak serta putra keduanya.
Mereka tiba di Mapolres sekitar pukul 15.45. Saat tiba mereka langsung masuk ke ruang pemeriksaan Mapolres Metro Jakarta Utara yang berada di lantai IV.
Seperti diberitakan, Dimas Dikita Handoko (19), salah satu siswa STIP, diduga tewas akibat dianiaya para seniornya pada Jumat (25/4/2014) malam. Motif penganiayaan diduga karena Dimas dianggap tidak menghormati para seniornya. Ketujuh taruna STIP yang diduga tersangka saat ini sudah dipecat dari STIP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.