JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu memperbaiki manajemen operasional bus transjakarta. Pasalnya, bus transjakarta sering rusak dan mogok di jalan. Kondisi ini merugikan, bahkan bisa membahayakan penumpang.

Pada Senin (28/4), transjakarta Koridor II rute Harmoni-Pulogadung dengan nomor badan TB 075 mengeluarkan asap dari ruang mesin saat melintas di Jalan Mohammad Ridwan Rais, Jakarta Pusat. Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 10.14 saat bus mengarah ke Tugu Tani.

Kejadian ini bukan pertama kali. Pada 8 April, transjakarta Koridor IV rute Pulogadung-Dukuh Atas terbakar di Jalan Sultan Agung.

Pada 24 April, Twitter ‏@TMCPoldaMetro menginformasikan, dua transjakarta mogok, yakni di Pinang Ranti dan di Slipi arah Semanggi.

Pada kejadian kemarin, sopir bus menghentikan kendaraan di depan Kedutaan Besar Vatikan setelah melihat indikator suhu mesin melebihi batas normal (overheat). Saat melintas di Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, sopir sudah menduga mesin bermasalah. Namun, karena indikator suhu mesin belum mencapai batas maksimum, ia menganggap hal itu masih dalam kondisi yang wajar.

Sopir berinisiatif keluar dari ruang kemudi sambil membawa alat pemadam kebakaran. Melihat ruang mesin berasap, sopir bus dan petugas bus menyemprot api menggunakan pemadam sehingga api tidak membesar.

Melihat bus mengeluarkan asap, penumpang buru-buru keluar menyelamatkan diri. Sejumlah penumpang melompat melalui pintu tengah dan sebagian lain keluar melalui pintu depan ruang kemudi. Semua penumpang kemudian dialihkan ke bus lain yang melintasi lokasi tersebut dengan rute yang sama.

Sopir menduga suhu mesin melebihi batas normal karena oli mesin kering atau air radiator habis. Sebelum keluar pul, kondisi bus dengan nomor polisi B 1483 IX tersebut sudah diperiksa terlebih dahulu dan bus dinyatakan laik jalan.

Peristiwa tersebut tidak sampai menimbulkan kemacetan karena arus lalu lintas saat itu tidak terlalu padat. Petugas kepolisian baru tiba 15 menit kemudian.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar mengatakan, pengecekan mesin transjakarta dilakukan setiap hari di pul masing-masing bus. Pengecekan dilakukan masing-masing operator berdasarkan daftar hal yang mesti dicek.

”Seharusnya bus diperiksa dengan saksama di perusahaan sebelum bus beroperasi,” kata Akbar.

Secara periodik, pemerintah mengevaluasi kondisi bus dan penyebab bus mogok. Apabila ada gangguan yang cukup berat, pemerintah lewat Unit Pengelola Transjakarta Busway akan mengkomunikasikan hal itu kepada operator. (UKI/ART)