"Masak kalau lihat yang seperti itu, malah diberi hadiah? Yang betul saja, sudah betul itu dimarahi saja (PNS)-nya," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Lebih lanjut, apabila pungli itu ditemukannya di lingkungan Pemprov DKI, ia mengaku bisa saja akan melakukan hal yang sama. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu mengatakan, masing-masing pemimpin memiliki karakteristik tersendiri untuk membuat efek jera. Hal ini termasuk menggunakan cara tegas dan marah-marah.
"Kalau ada tindakan yang tidak benar, dan ada pungli, memang harus seperti itu," kata Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat praktik pungli di UPT jembatan timbang Subah, Kabupaten Batang, Minggu (27/4/2014) lalu, membuat Ganjar meradang pada Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informatika Pemprov Jateng.
Ganjar pun meminta kepada Dishubkominfo Jateng untuk membereskan perihal tersebut selama satu pekan. Sebab, Ganjar mengaku, sudah banyak menerima aduan warga perihal pungli maupun jalan rusak akibat tonase berlebih di sana.
Saat sidak tersebut, Ganjar mengaku melihat langsung beberapa kernet memberikan uang Rp 10.000 hingga Rp 20.000 atau di bawah denda resmi tertinggi sebesar Rp 60.000 kepada petugas.
Ganjar juga akan melakukan evaluasi Perda yang dinilainya sungguh tidak sempurna dilihat dari dampaknya. Ia juga berencana membahas hal ini dengan anggota dewan serta beberapa daerah lain yang terkait sebab truk-truk yang lewat berasal dari provinsi lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.