Beberapa buruh yang ditemui Kompas.com, Jumat siang, berharap hari ini juga ditetapkan sebagai "hari kejepit nasional". Selain itu, mereka juga lelah setelah ikut berdemonstrasi kemarin.
"Iya kemarin saya ikut aksi ke (Bundaran) HI sama teman-teman. Sekarang sudah masuk biasa lagi, harusnya mah jadikan hari kejepit saja ya," ucap Reza, buruh sebuah perusahaan otomotif.
Buruh lainnya, Imah, mengaku lelah akibat mengikuti aksi May Day sehari sebelumnya. Menurut perempuan yang bekerja di sebuah perusahaan di kawasan SCBD, kondisi badannya agak menurun.
"Kemarin pagi banget ikutan long march ke HI terus lanjut ke GBK (Gelora Bung Karno). Pulang sudah malam capek banget badan. Tapi sekarang masuk kerja, ya gimana yah?" ungkapnya seraya tertawa.
Sebelumnya, Hari Buruh Sedunia atau dikenal dengan May Day yang jatuh setiap tanggal 1 Mei sudah ditetapkan oleh pemerintah menjadi hari libur nasional.
Kemarin, para buruh melakukan aksi untuk menyuarakan 10 tuntutan buruh di titik-titik kumpul ibu kota seperti di Bundaran HI, Istana Negara, Balaikota, dan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
Menurut informasi yang diterima Kompas.com saat di titik GBK, massa buruh berjumlah sekitar 70.000-100.000 orang dari berbagai profesi, daerah, dan perkumpulan. Mereka semua tergabung ke dalam sebuah Konfederasi Sarekat Pekerja Indonesia (KSPI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.