Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabuli 3 Bocah, Kuli Panggul Pasar Dihajar Warga

Kompas.com - 07/05/2014, 21:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dl menangis lalu memeluk ibunya. Bocah berusia enam tahun itu mengaku telah "menggeplak" kepala seorang pria dewasa yang meraba-raba area sensitif tubuhnya beberapa waktu lalu. Tidak cuma Dl, Se (6) dan Al (7) juga menjadi korban yang sama dari pria bernama Edi (36), yang belakangan diketahui sebagai kuli panggul Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kejadian yang dialami tiga anak di bawah umur ini diketahui terjadi pada Minggu (4/5/2014). Edi datang ke kawasan tersebut, lalu mencabuli tiga bocah tersebut. Ia meraba-raba bagian tubuh tiga anak ini, sebelum akhirnya ketiga bocah tersebut melarikan diri karena takut. Saat itu Edi belum tertangkap. Rupanya, cerita tentang perilaku Edi sampai kepada para tetangga korban.

Rabu (7/5/2014), Edi mendatangi kembali kawasan tersebut. Anak-anak ini lantas mengenali dia dan menunjuk pelaku. Warga langsung menangkap Edi dan menghajarnya hingga babak belur. Orangtua Dl, Su (39), mengungkapkan, anaknya mengakui bahwa Edi meraba-raba bagian sensitif putrinya di bagian perut dan juga area vital korban.

"Di rumah saya sempat nanya, katanya cuma di pegang saja. Di bagian perut sama di bawah. Abis dipegang itu anak saya lari," kata Su di Sentra Pelayanan Kepolisian Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (7/5/2014) malam.

Su mengakui kejadian itu terjadi pada Minggu. Korban menurutnya ada tiga, termasuk anaknya. Salah satu korban, Se, diberi uang Rp 2.000 oleh pelaku.

Fi (30) ayah Al, mengungkapkan hal senada. Saat kejadian, anak-anak tengah bermain. Fi mengetahui kejadian itu saat diberitahu oleh para tetangganya. Ia juga sudah menanyakan langsung kejadian itu pada putrinya.

"Saya sempat nanya katanya dipegang-pegang. Katanya di daerah perut mau ke bawah. Jadi langsung ketahuan sama warga situ," ujar Fi.

Fi mengungkapkan, warga memang sudah tahu dan berniat menjebak pelaku. Akhirnya pelaku kembali datang dan langsung ditangkap warga. "Hari ini dia datang lagi. Warga sempat mau pancing, ternyata benar dia datang lagi," ujar Fi.

Tidak Mengaku

Edi yang digiring dua petugas polisi membantah melakukan pelecehan seksual. Edi mengatakan, kala itu dia datang ke tempat itu untuk membayar utang ke seseorang. Edi mengaku, setelah itu dia menonton anak kecil di sana bermain layangan. Dirinya kemudian bertemu para korban. Ia mengaku, hanya memegang bagian perut.

"Saya pegang perutnya aja. Sumpah beneran. Terus saya tanya, dek bapaknya di mana, katanya kerja. Ibunya di mana, katanya kerja juga. Saya bilang, dek, udah sore, pulang," ujar Edi.

Pria asli Indramayu, Jawa Barat itu mengaku, sempat kasihan dan memberikan uang Rp 2.000 kepada salah satu anak. "Iya saya cuma nambahin buat beli bulpen," ujar Edi.

Sampai pada saat dia kembali ke kawasan itu, tiba-tiba ia mengatakan warga menangkapnya dan memukulinya. "Saya enggak tahu asal-usulnya. Terus di situ saya dipukulin. Banyak yang mukul. Saya diem aja enggak ngelawan," kata Edi, dengan wajah yang sudah babak belur.

Pria ini mengaku, di Ibu Kota tinggal di Pasar Induk Kramat Jati. Istri dan empat anaknya, tinggal di Jawa Barat. Pihak kepolisian lantas memeriksa Edi atas kasus itu. Rencananya, para korban akan dilakukan visum. Kasus ini ditangani Polres Metro Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com