Pristono yang kini menjadi Wakil Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) tidak kelihatan di ruang kerjanya di lantai 2 Balaikota Jakarta, Senin (12/5/2014).
Salah seorang staf TGUPP, Ria, tampak terkejut begitu pewarta bertanya terkait penetapan Pristono sebagai tersangka. "Waduh. Saya tidak tahu apa-apa, karena internetnya juga baru nyala sekarang ini," kata Ria kepada wartawan.
Sejak dibentuk pada 12 Februari 2014 lalu, TGUPP baru memiliki ruang kerja permanen. Ruang kerja ketujuh orang anggota TGUPP merupakan bekas ruang kerja mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto.
Tidak ada keramaian di ruang kerja TGUPP. Hanya sebanyak dua orang staf, termasuk Ria, beserta laptop mereka yang ada di ruang itu. Ria mengatakan, hingga Senin siang ini, Pristono belum tiba di kantor. Sementara enam anggota TGUPP lainnya, seperti Taufik Yudi Mulyanto, Unu Nurdin, Kian Kelana, Sugiyanta, Ipih Ruyani, dan Zainal Musappa sudah tiba di kantor sejak pagi tadi.
"Pak Pris, dari kemarin-kemarin juga masuk terus kok. Memang hari ini saja, (Pristono) belum kelihatan di kantor," kata Ria.
Sementara itu, saat Kompas.com mencoba menghubungi Pristono, yang bersangkutan tidak menjawab telepon. Ia juga tidak membalas pesan singkat.
Kejagung telah menetapkan Pristono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan transjakarta dan BKTB pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2013 senilai Rp 1,5 triliun. Penetapan Pristono sebagai tersangka berdasarkan surat perintah penyidikan nomor: Print-32/F.2/Fd.1/05/2014 tertanggal 9 Mei 2014.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Setia Untung Arimuladi. pihaknya juga menetapkan tersangka lain selain Pristono. "Tim penyidik kembali menambah jumlah dua tersangka, mengingat terdapat bukti permulaan yang cukup tentang adanya perbuatan tindak pidana korupsi tersebut dilakukan secara bersama-sama," kata Untung.
Tersangka lainnya adala Prawoto, Direktur Pusat Teknologi dan Sistem Transportasi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penetapan Prawoto sebagai tersangka berdasarkan surat perintah penyidikan nomor: Print-33/F.2/Fd.1/05/2014 tanggal 9 Mei 2014.
Dalam kasus ini, Pristono telah dua kali menjalani pemeriksaan oleh penyidik. Pemeriksaan pertama dilaksanakan pada 7 April 2014. Sementara pemeriksaan kedua dilaksanakan pada 9 Mei 2014. Pada pemeriksaan terakhir, Pristono masih diperiksa sebagai saksi dua tersangka sebelumnya, yakni DA dan ST.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.