Basuki menjelaskan, proses pembelian bus akan diserahkan ke PT Transjakarta dan operator-operator swasta yang sebelumnya tergabung dalam konsorsium.
Menurut Basuki, nantinya Pemprov DKI hanya akan berperan sebagai regulator, yang salah satu fungsinya adalah menetapkan standar bus yang harus dibeli oleh PT Transjakarta maupun para operator.
"Kita ingin tidak ada pembelian bus lagi. Jadi operator harus lakukan investasi. Mereka mau pakai merek apapun terserah mereka, toh kita bayarnya per kilometer. Tapi nanti akan kita buat standar bus yang layak dibeli. Jadi kalau nanti ada bus yang rusaknya cepat, tentu akan kita coret (operatornya)," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Tak hanya itu, Basuki juga mengungkapkan mengenai penerapan harga tiket. Menurutnya, layanan transjakarta memiliki rencana untuk mengadakan kerja sama penggunaan tiket dengan bus-bus kota reguler.
Menurut Basuki, bila kerja sama itu dapat direalisasikan maka ke depannya bus-bus kota reguler akan dapat menggunakan jalur busway, dan penumpang tidak perlu membayar biaya ganda apabila pindah dari transjakarta ke bus reguler, atau sebaliknya.
"Sekarang kan harga tiket transjakarta Rp 3.500, bus biasa Rp 6.000. Kalau bus biasa Rp 3.500 juga, tentu rugi kan. Tapi tidak apa-apa, nanti Pemprov yang bayarin," jelasnya.
Selain dengan bus reguler, kata Basuki, kerja sama tiket juga dilakukan dengan layanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek. Kerja sama tersebut, kata dia, nantinya akan dilakukan dengan konsep business to business antara PT Transjakarta dan PT KAI.
"Nanti kita mau gabung dengan kereta. Nanti tiketnya satu. Jadi orang turun dari kereta langsung ke transjakarta tidak perlu bayar lagi," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu.
Sore ini, Basuki direncanakan akan memimpin rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Transjakarta, di Balaikota Jakarta. Rapat kemungkinan juga akan dihadiri oleh operator-operator swasta yang selama ini telah ikut mendukung layanan transjakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.