Aksi tersebut dilakukan lantaran ahli waris lahan merasa tidak pernah mendapat sosialisasi dari pemerintah atas normalisasi tersebut. Bachtiar (62), salah seorang ahli waris mengaku, kecewa lantaran pengerjaan tanpa melalui proses pimbicaraan dengan warga.
"Kita bukannya tidak mendukung program dari pemerintah. Cuma haru ada prosedur dan aturannya juga," kata Bachtiar, kepada wartawan, di lokasi, Kamis siang.
Pihaknya kecewa lantaran pemasangan patok yang dimulai tiga bulan lalu dan terakhir pada pekan lalu, dilakukan tanpa seizin para ahli waris lahan. Patok itu diletakan di atas lahan 1 hektar yang dimiliki oleh empat orang ahli waris.
Pihak kontraktor, lanjutnya, baru meminta izin satelah patok dipasang. Pemasangan patok tersebut dilakukan 30 meter dari bibir Ciliwung.
"Hari Minggu mereka datang minta izin. Cuma saya tersinggung karena mereka datang bawa dua aparat. Memangnya ini zaman orde baru apa. Makanya tetap saya tidak izinkan," ujar Bachtiar.
Menurut Bachtiar, warga tidak dapat berbuat banyak dan memilih menghindar agar tidak terjadi perselisihan. Dia berharap pemerintah dapat memberikan kejelasan dan ganti rugi terhadap pengerjaan tersebut.
"Kita berharap pemerintah bisa kasih kejelasan. Jangan main keruk begini," ujar Bachtiar.
Warga lainnya, Marwata Hasim (42), mengatakan, pihaknya bukan tidak mendukung program pemerintah untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. Namun, jika ada dampak terhadap lahan warga, dia berharap agar dilakukan melalui prosedur dan sosialisasi lebih dulu.
"Kita mendukung program pemerintah. Cuma kita mesti tahu berapa lama pengerjaan ini dan untuk apa," ujar Marwata.
Pelaksana pengerjaan proyek, Didik Sustiono mengaku pihaknya akan mendiskusikan kembali menggenai tuntutan warga tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terlebih dulu pukul 15.00 nanti.
"Rencananya kita akan pertemuan dulu. Kita akan koordinasi dengan Kementerian PU," ujar Didik.
Ia menambahkan, proyek normalisasi akan dilakukan sepanjang total 60,5 kilometer Sungai Ciliwung mulai dari kawasan TB Simatupang hingga Manggarai. Pengerjaan tersebut diperkirakan akan memakan waktu 5 bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.