Dengan demikian, katanya, Fuhai Group akan menjadi perusahaan keenam yang akan terlibat dalam mega proyek tersebut. Sebelum Fuhai, telah ada lima perusahaan lain yang terlibat dalam rencana pengerjaan reklamasi 17 pulau.
Kelimanya yakni tiga perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni Jakarta Propertindo, Pembangunan Jaya, dan Jaya Ancol, serta dua perusahaan swasta, PT Agung Podomoro Land dan PT Intiland Development.
"Mereka konsorsium, konsultan sekaligus pemilik uang. Nanti yang bangun PT Jakpro, skemanya bussines to bussines," kata Andi seusai mengadakan pertemuan dengan Fuhai, di Balaikota Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Dengan bertambahnya perusahaan yang terlibat dalam proyek reklamasi 17 pulau ini, Andi optimis proses pembagunan akan bisa segera dimulai. Ia menargetkan, pada tahun depan proyek tersebut sudah bisa jalan.
"Kalau bisa sekarang deal, tahun depan sudah mulai bisa bangun. Target selesainya sih belum jelas kapan tapi paling tidak tahun 2024 sudah bisa selesai," jelasnya.
Proyek pengerjaan 17 pulau merupakan bagian dari program National Capital Intergrated Coastal Development (NCICD), yang juga mencakup pembagunan tembok raksasa atau Giant Sea Wall. Diperkirakan, dana pembangunannya mencapai nilai sebesar Rp 200 triliun.
Proyek Giant Sea Wall merupakan salah satu gagasan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, yang bertujuan mengantisipasi bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.