"Dari hasil otopsi, ditemukan luka memar di badannya. Kemudian, terdapat resapan darah mengalir ke organ paru-paru almarhum. Saat ini, kami belum bisa menyimpulkan adanya indikasi apa pun terhadap kematian korban," ujar Wahyu, Sabtu (21/6/2014).
Berdasarkan kronologi kejadian, Wahyu menjelaskan bahwa pada tanggal 12 Juni, korban pergi mengikuti pelantikan anggota Sabhawana, klub pencinta alam SMAN 3 Jakarta, ke Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat.
Kemudian, pada tanggal 19 Juni, korban ternyata tidak sadarkan diri dan dibawa oleh rombongan, yang terdiri dari siswa serta guru tersebut kembali ke Jakarta, yaitu di Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Pada tanggal 19 Juni itu, korban dibawa ke MMC saat malam hari jam setengah satu pagi. Kemudian, tanggal 20 Juninya, korban dinyatakan meninggal oleh dokter sekitar jam 11.00 siang," ungkap Wahyu di Polres Metro Jakarta Selatan.
Sementara ini, polisi sudah lakukan penyelidikan mendalam kepada empat orang saksi guna mendapatkan keterangan. Mereka adalah dua orang guru SMAN 3 Jakarta sebagai guru pendamping dan dua orang siswa.
"Sementara ini, pihak sekolah belum memberikan konfirmasi. Dari penyelidikan kami, pihak keluarga menginginkan agar pengungkapan kasus segera cepat dituntaskan. Ya kami terus lakukan itu," ujar Wahyu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.