Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Darurat Kartini Dijadikan Contoh oleh Ordo Fransiskan 13 Negara

Kompas.com - 23/06/2014, 14:52 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Perwakilan Ordo Fransiskan dari 13 negara di dunia mengunjungi Sekolah Darurat Kartini milik ibu kembar Rian dan Rossy. Kedatangan mereka adalah untuk melihat cara mengelola sebuah tempat belajar bagi anak jalanan. Pastor Michale Peruhe/OFM, salah satu perwakilan dari Ordo Fransiskan, mengatakan, kedatangan mereka adalah untuk saling sharing.

"Kami merasa tempat ini sangat baik untuk para perwakilan dari negaranya belajar tentang kemiskinan kota," ujar Michale, perwakilan Ordo Fransiskan dari Indonesia, di Sekolah Darurat Kartini, Jalan Lodan Raya, Ancol, Jakarta Utara, Senin (23/6/2014).

Ia menjelaskan, perwakilan dari ketiga belas negara tersebut datang ke Indonesia dalam rangka Pertemuan Internasional Isu Peradilan dan Lingkungan Hidup yang sedang diadakan di Indonesia sejak tanggal 13 Juni sampai 18 Juni kemarin.

"Memang pertemuan rutin dua tahun sekali, sebelumnya sudah pernah dilakukan di Brasil dan Afrika," jelasnya.

Ordo Fransiskan, kata dia, merupakan sebuah komisi keadilan perdamaian dan lingkungan hidup di dunia. Ordo Fransiskan didirikan sejak tahun 1126, berawal saat perang salib, Santo Fransiskus dari Assisi menemui Sultan Al Kalim.

"Kedua tokoh tersebut berbicara tentang bagaimana menghadapi agresi militer, dan menyebarkan perdamaian," jelasnya.

Perwakilan Ordo Fransiskan dari Amerika Serikat, Joe Rozansky/OFM, mengatakan, kunjungannya ke Sekolah Darurat Kartini sangat bagus dan ikut membantu permasalahan anak jalanan di Indonesia. Ia juga sedikit bercerita tentang permasalahan anak jalanan di Brasil yang tidak jauh berbeda dengan permasalahan anak jalanan di Indonesia, bahkan di Brasil terjadi permasalahan perkotaan di mana terjadi pembunuhan terhadap anak jalanan.

Menurut dia, sekolah darurat yang dikelola oleh ibu guru kembar tersebut bisa menjadi salah satu solusi permasalahan anak jalanan. "Sekolah ini sangat bagus dan bisa dijadikan contoh," ucapnya.

Sementara itu, Rossy dan Rian, panggilan akrab kedua ibu guru kembar tersebut, merasa mendapat kehormatan karena sekolah darurat yang mereka dirikan menjadi sekolah percontohan di seluruh dunia.

"Sebuah kehormatan dapat kunjungan dari romo-romo dari beberapa negara ini. Jadi Indonesia tidak malu memiliki sekolah yang berkualitas. Kenapa sekolah kami menjadi sekolah percontohan, karena di sini sekolah marjinal, kita akan menuntaskan pendidikan sampai anak-anak menjadi berhasil," ujar Rossy.

Adapun ketiga belas negara perwakilan itu adalah Mozambik, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, Slovania, Australia, Korea, Brasil, Kolombia, Meksiko, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com