Dua puluh bulan terakhir, Ibu Kota ditata dengan cara berbeda. Badan usaha milik daerah yang sebelumnya tidak terdengar perannya kini menjadi ujung tombak. Lembaga-lembaga tersebut diandalkan mengatasi masalah pelik dari luar pagar birokrasi.
Adalah PT Jakarta Propertindo (JakPro), BUMD yang muncul di hampir semua program. Gubernur dan Wakil Gubernur DKI menjadikan JakPro ”pemain” andalan. JakPro yang selama ini memiliki sembilan anak perusahaan tengah dirampingkan menjadi tiga perusahaan.
Direktur Utama JakPro Budi Karya Sumadi mengatakan, kebijakan ini mengefektifkan kerja perusahaan dan struktur karyawan untuk mendukung DKI.
Tiga perusahaan itu akan fokus pada sektor properti, infrastruktur, dan utilitas. Nama perusahaan tengah disiapkan, antara lain Jakarta Utilitas Propertindo untuk utilitas dan Jakarta Infrastruktur Propertindo untuk properti.
Di sektor utilitas, JakPro berencana membangun instalasi pengolah air bersih untuk menambah suplai ke wilayah yang dinilai kurang, antara lain di Jembatan Besi, Kanal Banjir Barat (KBB), dan Buaran. Rencana itu kini memasuki tahap desain dan ditargetkan mulai jalan pada pertengahan tahun depan.
JakPro bekerja sama dengan PAM Jaya untuk menentukan titik mana yang perlu tambahan pasokan. Instalasi pengolahan di Jembatan Besi dan KBB, misalnya, akan menambah suplai air ke Jakarta Utara. JakPro juga fokus untuk mengoptimalkan waduk sebagai sumber air baku.
Selain menambah produksi air bersih, JakPro berencana memproduksi listrik dengan memanfaatkan jatah gas untuk daerah. ”Jakarta kini masih sangat bergantung pada listrik yang diproduksi dengan bahan bakar minyak,” ujarnya.
Budi menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertamina untuk membangun jalur gas dari Muara Karang di Penjaringan hingga ke Marunda di Cilincing.
Pemerintah DKI Jakarta, lanjut Budi, berkepentingan mengefektifkan aset lahan dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, aset akan dikelola sendiri dan atau dikerjasamakan pengelolaan dan pemakaiannya untuk mendukung transportasi publik, suplai energi, memenuhi kebutuhan perumahan, dan infrastruktur jalan.
JakPro kini tengah menginventarisasi dan menambah cadangan lahan untuk membangun rumah susun. ”Kini sudah ada lahan sekitar 50 hektar di Jakarta Timur untuk rumah susun. Ke depan akan kami tambah sampai 100 hektar. Sebagian lahan juga dikembangkan untuk properti komersial.
Dalam mengatasi kemacetan lalu lintas, Jakpro bekerja sama dengan PT Transportasi Jakarta berencana membangun stasiun pengisian bahan bakar gas di enam depo transjakarta. Proyek ini dilakukan untuk memberi kepastian penyediaan bahan bakar gas bagi transjakarta. (MKN/MDN/NDY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.