Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, sikap demikian yang menyebabkan perilaku bullying tumbuh subur karena para siswa senior merasa berkuasa terhadap para juniornya tanpa ada pihak yang mengontrol.
"Guru pembimbingnya tidak ngerti rute, cuma duduk ngobrol doang. Kalau mau jadi pembimbing mesti ikut jalan. Jangan main bikin rute tapi tidak pernah ikut survei," katanya, di Balaikota Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Karena itu, ia meminta jajaran di Dinas Pendidikan segera mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam di sekolah, terutama menyangkut kesiapan guru pembimbing. Apabila nantinya di suatu sekolah tidak ada guru yang pantas menjadi pembina ekstrakurikuler, ia menyarankan agar sekolah yang bersangkutan meminta bantuan dari para mahasiswa pecinta alam dari universitas.
"Jadi tunda dulu sebentar. Pelajari seperti apa. Gurunya siap tidak? Kalau guru sekolah tidak siap, minta Mapala yang biasa turun dan melatih," Ahok menjelaskan.
Seperti diberitakan, salah satu siswa kelas XI SMAN 3 Jakarta, Arfiand Caesar Al Irhami (16), tewas setelah dianiaya para seniornya saat mengikuti kegiatan pecinta alam di Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat selama seminggu.
Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6/2014) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Saat ini, polisi telah menetapkan lima orang senior Arfiand sebagai tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.