"Pemukulan rata-rata pakai tangan, tapi ada juga suatu ketika korban dilempar ransel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Rabu (2/7/2014).
Meski demikian, lanjutnya, penyidik tengah mencari adanya alat bantu yang digunakan dalam penganiayaan. Namun, hal itu menunggu hasil visum korban keluar.
Pada saat kejadian penganiayaan itu, kata Rikwanto, Arfiand yang masih kelas I memang kondisi fisiknya sangat lemah. Apalagi, kata Rikwanto, rute yang ditempuh dalam kegiatan itu cukup jauh.
"Kalau kita ikuti penelusuran penyidik kemarin di Tangkuban Perahu memang cukup jauh untuk diberikan kepada siswa baru," ujarnya.
Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6/2014) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Dia meninggal setelah mengikuti kegiatan pencinta alam di Gunung Tangkubanparahu, Jawa Barat.
Kasus yang tengah ditangani Tim Kasat Reskrim Jakarta Selatan itu telah menetapkan lima orang tersangka siswa kelas II, yaitu empat orang laki-laki berinisial DW, TM, AM, KR dan satu orang perempuan, PU.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.