Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penganiayaan oleh Debt Collector BNI Versi Korban

Kompas.com - 03/07/2014, 19:50 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Agustinus Reinhard, korban penganiayaan penagih utang dari BNI 46, menuturkan kronologi kejadian yang menimpanya. Agustinus mengatakan, kejadian ini terjadi pada Januari 2013 lalu. Hal ini berawal ketika pihak BNI menelepon kakak Agustinus, Rinaldi Hatuan Edward, untuk melakukan pelunasan terhadap tagihan kartu kredit sebesar Rp 12 juta.

Namun, Rinaldi, yang saat itu berada di luar kota, memberikan kuasa kepada Agustinus untuk melakukan pelunasan kartu kredit bernomor 4105 0500 0091 96xx.

"Lalu, Agustinus datang ke kantor BNI cabang Jakarta Kota pada bulan Februari dan bertemu dengan Richi Tama dan dua orang karyawan BNI, serta Ponche selaku pemilik kolektor agensi," kata kuasa hukum Agustinus, Hizben Adnan, di Upperoom, Annex Building, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2014).

Hizben mengatakan, pada pertemuan tersebut, terjadi renegosiasi terhadap angka tagihan, yang sebelumnya Rp 12 juta menjadi Rp 8 juta. Agustinus pun langsung melunasi tagihan tersebut.

"Namun ia tidak menerima surat lunas dari BNI," ucap Hizben. 

Pada bulan Maret 2014, lanjut Hizben, Rinaldi kembali menerima telepon dari BNI yang menyatakan bahwa angka tagihannya naik menjadi Rp 5 juta. Agustinus kemudian datang ke kantor BNI cabang Jakarta Kota dan bertemu lagi dengan Richi Tama. 

Saat itu, BNI menjelaskan bahwa tagihan sebesar Rp 5 juta merupakan kesalahan sistem, dan hutang sudah dilunasi pada bulan Februari lalu. Ia diminta untuk datang kembali untuk mengambil surat bukti pelunasan.

Hizben melanjutkan, pada 3 April 2014, Agustinus pergi ke BNI untuk mengambil surat pelunasan. Namun, saat itu Richi Tama tidak berada di kantor. Akhirnya Agustinus menceritakan kronologi permasalahan tagihan kartu kredit ini kepada salah satu atasan Richi, yang berjanji akan menindaklanjuti kasus ini. 

Saat hendak mengambil motor di tempat parkir, Agustinus bertemu dengan Ponche dan Richi Tama. "Saya sempat salaman dan ngobrol sama mereka," ucap Agustinus.

Namun, saat ia memalingkan muka, tiba-tiba ada sebuah pukulan keras mendarat di rahangnya. Pukulan ini menyebabkan rahangnya patah.

"Saya langsung lemas dan tidak bisa apa-apa," kata Agustinus.

Ia pun menambahkan bahwa pada saat kejadian, ada tukang parkir, serta karyawan-karyawan BNI lain yang lalu lalang di area tersebut. Namun, tidak ada seorang pun yang menolongnya. Mereka diam saja dan menonton. Bahkan, ia kemudian diseret oleh dua orang satpam sampai ke lobi kantor,

Dari sana, ia dibawa ke lantai tiga dan disekap di sebuah ruangan. "Saya ditinggal sendiri sekitar 30 menit sampai satu jam, didiamkan saja," katanya.

Kemudian, seorang karyawan datang dan membawa Agustinus ke Rumah Sakit Usada Insani di Tangerang. Namun, ia dimasukkan sebagai pasien korban tabrak lari. Sementara itu, Poncho sudah melarikan diri.

Agustinus dirawat dari tanggal 4 - 11 April 2014. Akibat penganiayaan tersebut, ia mengalami cacat permanen pada bagian rahang. Ia kesulitan untuk berbicara normal. Pada saat menuturkan kronologi kejadian pun, tutur katanya agak lambat dan agak tersendat-sendat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com