Itu disampaikan oleh Vice President Public Relations PT Telkom Arif Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (17/7/2014).
"Titik ledakan pipa gas letaknya berjauhan dari pekerjaan yang dilakukan Telkom, penyambungan kabel serat optik. Bukan pekerjaan pengeboran," kata Arif.
Pengeboran yang dilakukan PT Telkom di kawasan tersebut, lanjut dia, telah rampung dikerjakan pada Mei 2014 lalu.
Dampak dari ledakan pipa gas itu, dua karyawan mitra PT Telkom menderita luka ringan. Arif menjelaskan, saat ini insiden itu masih ditangani kepolisian.
Semua saksi, termasuk dari PT Telkom, telah dimintai keterangan oleh Polda Metro Jaya.
"Jangan lagi ada pihak-pihak yang saling menyalahkan terkait peristiwa ini. Lebih baik menunggu hasil penyelidikan laboratorium forensik Polda," ucap Arif.
Sebelumnya Dirut PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan, peristiwa itu terjadi bukan karena proyek MRT, melainkan karena pekerjaan galian milik PT Telkom.
Meski demikian, kata dia, PT MRT masih akan mengecek kembali apakah penggalian oleh PT Telkom itu berkaitan dengan pembangunan proyek MRT atau tidak.
Dono mengaku, tidak ada koordinasi antara PT MRT Jakarta dan PT Telkom sebelumnya, terkait penggalian utilitas tersebut.
"Kami belum tahu terkait atau tidak. Tapi, PT MRT sama sekali tidak ada pekerjaan penggalian atau pengeboran di lokasi tersebut," kata mantan Chief Financial Officer Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Ledakan yang disebabkan kebocoran pipa gas di depan Mapolda Metro Jaya itu terjadi pada Rabu (16/7/2014) malam kira-kira pukul 23.25.
Tujuh mobil pemadam kebakaran dari sektor Setiabudi, Jakarta Selatan, diterjunkan untuk memadamkan kebakaran itu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Dwi Priyatno mengatakan, pipa gas yang meledak itu adalah milik PT PGN. Ia pun menduga, ledakan itu disebabkan pengerjaan proyek MRT di kawasan tersebut.