Misalnya di SPBU Pertamina 31.107.02 di kawasan Pasar Baru. Pengawas SPBU, Heris, mengatakan, sejak diberlakukannya larangan menjual solar bersubsidi, penjualan solar nonsubsidi menurun drastis.
"Bahkan itu bisa disebut tidak ada penjualan sama sekali untuk solar saat ini di sini. Terhitung tidak berlakunya solar bersubsidi dari pukul 12.00 malam tadi, penjualan tidak ada. Padahal biasanya kita bisa menjual solar sebanyak 5.000 liter per hari," kata Heris kepada Kompas.com, Jumat (1/8/2014).
Berbeda dengan SPBU 34.111.04 kawasan Jalan Hayam Wuruk yang memang masih menawarkan solar bersubsidi.
"Kita sih masih menjualnya lantaran memang masih ada stoknya. Tapi mungkin nanti per tanggal 4 Agustus tidak menjualnya lagi," ujar seorang petugas yang tak ingin disebutkan namanya.
Harga solar nonsubsidi saat ini Rp 12.500/liter, sementara sebelumnya harga solar bersubsidi hanya Rp 5.500/liter saja.
Alasan peniadaan solar bersubsidi tersebut karena semakin minimnya persediaan bahan bakar bersubsidi di Jakarta. Selain itu, kendaraan bermesin diesel sudah seharusnya menggunakan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik lagi, seperti Pertamax Dex.
Dengan diberlakukan seperti itu, pemerintah memang mengharapkan konsumsi solar subsidi dapat turun dan tidak semakin membebani negara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.