Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPBU Jakarta Pusat Tak Jual Solar Bersubsidi, Tarif Kopaja Bisa Naik Jadi Rp 5.000

Kompas.com - 01/08/2014, 20:17 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk tidak menjual solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum milik Pertamina yang dimulai dari wilayah Jakarta Pusat mendapat protes dari sopir angkutan umum.

Mereka mengaku sulit bila harus ke SPBU di wilayah lain untuk mengisi BBM.

"Susahlah. Kami rutenya kan lewat sini (Jakarta Pusat). Bisa aja isi di tempat lain, tetapi kalau habis banget bagaimana? Nanti mogok, penumpang ngoceh," kata Ula, sopir Kopaja P16 jurusan Tanah Abang-Ciledug, Jumat (1/8/2014).

Mungkin saja sewaktu-waktu Ula mengisi tangki bus dengan solar nonsubsidi dan pertamina dex. Kalau itu dilakukan berkali-kali, katanya, bisa saja angkutan umum menaikkan tarif dari Rp 3.000 menjadi Rp 5.000 per penumpang.

Ia juga menyatakan, penerapan yang diawali di Jakarta Pusat ini tentu akan merambah ke wilayah lain. Dengan begitu, pasokan solar bersubsidi dihapus merata dan ia harus menggunakan solar nonsubsidi ataupun pertamina dex.

Untuk diketahui, harga solar nonsubsidi Rp 12.800 per liter, sedangkan pertamina dex Rp 13.150 per liter. Sementara itu, harga solar subsidi Rp 5.500.

Hal senada juga dikatakan sopir bus Kopaja S602 jurusan Ragunan-Monas, Er, yang mengaku akan kesulitan mendapatkan solar saat sudah tiba di Jakarta Pusat.

"Ya tahu sendiri kan daerah Ragunan mau ke Monas macet terus. Kalau pas mau isi solar, harus bayar tiga kali lipat, ya kami tekor juga," ucap Er.

Ia pun meminta pemerintah memikirkan kembali kebijakan itu. Sebab, jika semua SPBU tidak menyediakan solar bersubsidi, maka ia berniat menaikkan tarif.

"Lah kalau naik juga kami pikirin. Mau nggak, penumpang naik. Penumpang nggak naik, kami nggak nyetor, mau makan apa?" katanya.

Sementara itu, Ketua Regu SPBU 31.103.3 Cikini Rahmad Novizar mengatakan, dalam sehari, SPBU Cikini dapat menghabiskan 5 kiloliter-6 kiloliter untuk bahan bakar minyak jenis solar.

Solar tersebut biasa dibeli oleh kopaja dan mobil pribadi. "Lebih banyak (kendaraan) pribadi isi solar di sini daripada angkutan umum. Ada Kopaja P20, S502 yang lewat jalur sini. Kalau mobil pribadi biasanya Fortuner, Panther, dan lain-lain," ujar Rahmad.

Menurut dia, tangki SPBU untuk solar bersubsidi diisi sebanyak 31.000 kiloliter dengan estimasi habis dalam waktu tiga pekan, sementara pertamina dex sebanyak 16.000 kiloliter dengan estimasi habis lebih kurang dalam satu bulan.

Baca juga: Hindari Solar Nonsubsidi, Pengendara Rela Ganti Mobil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com