Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Jumat (15/8), mengatakan, peranan kedua pihak itu sangat diandalkan untuk menekan gejala tawuran.
Rikwanto mengungkapkan, penyidik kepolisian kini masih terus menggali fakta-fakta di lapangan terkait dua tawuran antarpelajar di Jakarta Timur dan Depok, Jawa Barat, yang terjadi hampir bersamaan pada Rabu lalu.
"Penyidik tengah mendalami kedua kasus tawuran untuk menangkap pelaku tawuran yang menyebabkan jatuhnya korban tewas," ujarnya.
Tawuran itu menyebabkan Oka Wira Satya (15), pelajar SMK Adi Luhur, Jakarta Timur, tewas dengan luka bacok di kepala. Di Depok, pelajar SMK Baskara, Wandi Setiawan (17), tewas dengan luka bacok di leher dan punggung.
Bagi kepolisian, lanjut Rikwanto, kasus tawuran tak hanya akan selesai sampai di penyelidikan dan pengungkapan pelaku. "Kami pasti akan mengusut tuntas kasus ini sampai pelakunya ditangkap," katanya.
Peran keluarga
Namun, untuk mengendalikan tawuran, lanjutnya, itu hanya efektif dikendalikan oleh kalangan yang berada paling dekat dengan pelajar, yakni guru di sekolahnya dan juga orangtua.
"Anak jangan dibiarkan tanpa pengawasan dan perhatian yang memadai. Ingatkan anak untuk tidak berkeliaran di jalan tanpa tujuan. Hindari nongkrong di sisi jalan yang malah mengganggu pengguna jalan," katanya.
Sementara penyidik Polsek Makasar masih menggali fakta di lapangan guna mengungkap pelaku tawuran yang menewaskan Oka Wira Satya.
Sebelumnya, Kepala Polsek Makasar Komisaris Sutarjo mengungkapkan, tawuran yang menewaskan Oka itu melibatkan siswa SMK Adi Luhur dan SMK Budi Murni di Cipayung.
Saat dikonfirmasi, guru-guru di SMK Budi Murni Cipayung mengatakan, siswa-siswanya tak terlibat dalam tawuran itu.
"Kami sudah memberikan klarifikasi kepada Dinas Pendidikan DKI bahwa tak ada siswa kami yang terlibat dalam tawuran itu," ujar seorang guru yang enggan menyebutkan namanya.
Di Depok, Jawa Barat, pihak sekolah mengambil metode pencegahan dengan cara menjaga agar siswa dari sekolah yang berbeda-beda tidak bertemu ketika akan masuk dan pulang sekolah. Petugas keamanan setiap sekolah berpatroli untuk memastikan tidak ada siswa yang nongkrong. (RTS/RAY/MDN/A15)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.