Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu-ibu Rumah Tangga Itu Korban Investasi Bodong

Kompas.com - 29/08/2014, 22:07 WIB
KOMPAS.com - Sekitar 70 ibu rumah tangga di Kedaung Barat, Kecamatan Sepatan, Tangerang, Banten, menjadi korban penipuan dan penggelapan uang yang dilakukan Ti (40). Praktik investasi bodong bermodus mirip arisan itu menimbulkan kerugian Rp 1 miliar lebih.

Para korban yang bertetangga satu sama lain itu tidak percaya bahwa arisan itu adalah bisnis investasi bodong. Pasalnya, arisan sudah berjalan enam tahun. Awalnya, arisan berjalan lancar. Pembagian hasil tidak tersendat dan selalu tepat waktu. Namun, belakangan ini, tepatnya hampir dua tahun terakhir, pembagian hasil tersendat. "Uang arisan dibawa kabur,” kata Lusi (35) di Sepatan, Kamis (28/8).

Lusi mengatakan, selama hampir dua tahun ini dirinya tidak pernah mendapatkan giliran menerima uang arisan itu. Padahal, ia mengikuti dua paket arisan dengan setoran uang Rp 200.000 per minggu dan Rp 500.000 per bulan. Ia berulang-ulang meminta agar mendapat giliran menerima arisan.

Namun, setiap kali Lusi mau minta arisan ditembak (keluar) untuk dirinya, Ti, sang bandar, selalu berkelit bahwa sudah ada yang dapat duluan.

Awalnya, Lusi tidak curiga atas hal itu. Pasalnya, anggota arisan cukup banyak sehingga memang harus menunggu antrean mendapat giliran menerima uang arisan tersebut. Ternyata, para ibu lainnya mengeluhkan hal yang sama.

Yanti (35), warga lainnya, mengatakan, dirinya tertipu tidak hanya dari segi uang. Ia bahkan sampai meminjamkan sertifikat rumahnya kepada Ti.

”Waktu itu, dia (Ti) pinjam sertifikat rumah saya. Katanya, sertifikat itu sebagai jaminan untuk merenovasi rumahnya. Ia janji akan memberikan uang sebagai jaminan dari pinjaman sertifikat tersebut. Ternyata, sertifikat hilang, uang setoran arisan pun lenyap dibawa kabur,” ujar Yanti. Menurut Yanti, total uang arisan yang sudah disetorkan selama hampir dua tahun ini mencapai Rp 60 juta.

Pada Rabu (27/8) siang, para korban mengadu ke Kantor Kepolisian Sektor Sepatan. Kepala Polsek Sepatan Ajun Komisaris Iwan Hidayat membenarkan adanya laporan tersebut. Menurut Iwan, pihaknya masih mengumpulkan keterangan serta alat bukti yang cukup untuk kasus dugaan penipuan dan penggelapan ini. Arisan ini dilandasi rasa saling percaya saja sehingga mereka (para pelapor) tidak dapat menunjukkan alat bukti.

Berdasarkan catatan Kompas, sebelumnya, pada Mei lalu, Polres Tangerang Kabupaten juga menangkap Wi (40), pelaku bisnis investasi bodong dengan modus arisan ibu rumah tangga, di Kompleks Legok Permai, Legok Indah, Legok dan Kelapa Dua.

Berhati-hatilah dengan modus arisan seperti ini. (PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com